DARA | BANDUNG – Bahasa Sunda adalah karakteristik verbal yang menggambarkan kesantunan berbahasa dan pergaulan sehari-hari orang Sunda.
“Maka sudah sewajarnya warga Kabupaten Badung atau yang merasa orang Sunda untuk kembali membiasakan diri memakai Bahasa Sunda,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, H. Agus Firman Zaeni, seusai membuka Pasanggiri Biantara Basa (Lomba Pidato Bahasa) Sunda Kabupaten Bandung 2019, di Gedong Sabilulungan, Soreang, Selasa (10/9/2109).
Menurut dia, jika orang Sunda malu berbahasa daerah (bahasa ibu), orang tersebut sudah terkontaminasi pergaulan luar. “Sehingga, merasa malu memakai bahasa Sunda,” ujarnya.
Agus berharap dengan loba tersebut bisa menjadi motivasi bagi warga, bagi generasi muda khususnya, agar kembali menggunakan bahasa indung (ibu), yakni bahasa Sunda. “Bahasa Sunda itu jati diri orang Sunda yang merupakan eksistensi kekayaan budaya. Jadi pergunakan bahasa Sunda tanpa harus merasa malu,” katanya.
Menjaga dan melestarikan juga membiasakan berbahasa daerah, menurut dia merupakan kewajiban warga daerah yang bersangkutan, karena baha daerah merupakan bahasa ibu. Bahasa Sunda merupakan pengantar komunikasi sesama orang Sunda.
Pasanggiri Biantara Basa Sunda Kabupaten Bandung 2019 bertema Membangun Jati Diri dan Karakter Bangsa Melalui Festival Budaya Sunda, diikuti ratusanm peserta siswa tingkat TK hingga SMP/sederajat, se-Kabupaten Bandung.***
Wartawan: Fattah | Editor: Ayi Kusmawan