DARA | CIANJUR – Delapan warga Kampung Tunagan RT 01/04, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengalami luka bakar. Mereka menjadi korban setelah seratusan balon gas yang terbang dalam satu ikatan itu turun dan meledak di kampung tersebut.
Akibat ledakan ratusan balon gas itu, para korban menderita luka bakar pada bagian muka dan tangan.
Royan (48), salahseorang korban mengalami luka di bagian wajah dan tangannya. “Waktu itu saya lihat warga sedang mengerumuni balon gas. Saya ikut mendekat, tidak lama meledak, wajah saya terasa panas,” kata Royan saat menjalani perawatan di Pos Kesehatan Desa Wangunjaya, Selasa (16/07/2019).
Ia tidak tahu asal balon tersebut, tiba-tiba sudah turun di kampungnya. “Jumlahnya banyak. Jadi warga saat itu heboh. Kemudian meledak dan melukai warga,” ujarnya.
Ratnasih (45), korban lainnya, mengaku tak menyangka, balon gas yang hendak diambilnya meledak dan melukai tangan kirinya. “Tangan saya rasanya panas sekali. Untungnya tidak kena wajah, hanya ke bagian belakang telinga saja,” katanya.
Sekretaris Desa Wangunjaya, Kurniawan, membenarkan adanya insiden ledakan balon gas yang telah melukai warga tersebut. Ia menuturkan, sebelum insiden terjadi, warga yang saat itu sedang beraktivitas melihat ada balon yang turun ke perkampungan mereka.
“Karena cukup mengundang perhatian, warga pun mengerumuninya dan coba mengambilnya satu persatu. Tapi tiba-tiba meledak dan melukai orang-orang yang berada dekat dengan blaon itu,” ujar Kurniawan.
Kurniawan menuturkan, para korban pun langsung dibawa ke puskesmas terdekat. “Sekarang semuanya sudah pulang. Tapi masih harus mendapatkan perawatan medis (rawat jalan),” katanya.
Soal pemicu ledakan, pihaknya mengaku tidak tahu persis. Tapi, kuat dugaan akibat kondisi cuaca yang panas.
“Atau juga kalau saya lihat di lokasi, di dekat lokasi jatuhnya balon itu ada pagar, kemungkinan ada balon yang kena benda tajam lalu meledak sehingga memicu balon lainnya,” ucapnya.
Asal balon itu sendiri diduga berasal dari wilayah Kabupaten Bandung yang dilepas sebuah sekolah jika melihat tulisan yang terdapat pada banner yang terdapat pada ikatan balon tersebut.
“Informasinya itu balon seremonial acara. Tadi kita sudah melakukan pertemuan dengan pihak sekolah dan para korban. Mereka sepakat untuk menyelesaikan permasalahan ini secara musyarawah dan kekeluargaan. Pihak sekolah juga bertanggungjawab atas biaya pengobatan korban,” katanya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan