DARA | JAKARTA – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, mengajak para pelajar Indonesia yang telah selesai menempuh pendidikan di luar negeri, khususnya yang berasal dari universitas berbasis agama di kawasan Timur Tengah, bisa menularkan serta menerapkan ilmu agama yang didapat di Indonesia. Khususnya, dalam menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan antar umat agama.
Ilmu yang sudah didapat, menurut dia, harus bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk memajukan Indonesia. “Nilai-nilai agama yang sudah didapat harus disebarkan untuk kebajikan, karena agama mengajarkan cinta kasih tanpa pamrih,” kata Bamsoet, saat menerima perwakilan Organiasasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) di ruang kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Kamis, (31/01/19).
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua OIAA Indonesia, Tuan Guru Bajang, dan sejumlah alumni lainnya, Ikhwanul Kiram Mashuri, Nanang Firdaus Masduki, Arif Budiman, dan Neneng Herbawati. Kehadiran alumni Al Azhar Mesir, lanjut dia, punya nilai penting di tengah masyarakat.
“Dengan jumlah alumni mencapai 30 ribu lebih, suara mereka dapat melekat dan menancap di hati rakyat. Suara-suara tersebut harus bisa menyebarkan kebajikan kepada sesama,” ujarnya.
Politisi Partai Golkar ini berharap, alumni Al Azhar atau universitas ternama lainnya dari Timur Tengah, juga bisa menghidupkan agama di tengah nilai-nilai kebudayaan masyarakat. Sebagaimana yang dulu dilakukan oleh para Wali Songo, mengenalkan agama melalui unsur kebudayaan.
“Wali Songo sudah memberi contoh kepada kita bahwa antara agama dengan kebudayaan bukan untuk saling dibenturkan. Agama justru menguatkan dan menyempurnakan nilai-nilai kebudayaan,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi bangsa yang saat ini mulai terjerumus dalam sentimen konflik keagamaan. Agama sepertinya tidak lagi mendapat tempat yang sakral.
Namun sudah diakali oleh segelintir orang dan kelompok untuk kepentingan pribadi mereka, tanpa mempedulikan persatuan dan kesatuan bangsa. “Di sinilah letak penting kehadiran cendekiawan muslim untuk menjadi penyejuk bangsa karena karena Indonesia dibangun atas pondasi semangat kebersamaan tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan,” ujar Bambang.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga menyampaikan komitmen DPR RI selalu mengalokasikan 20 persen APBN untuk pendidikan, sebagaimana yang diamanahkan oleh UUD 1945. Tinggal political will dari pemerintah bagaimana mengalokasikan anggaran pendidikan yang mencapai Rp 492,5 triliun tersebut untuk pembangunan manusia Indonesia.
“DPR RI senantiasa melakukan pendekatan dengan para duta besar maupun parlemen negara sahabat. Kerjasama pembangunan manusia melalui pertukaran pelajar dan beasiswa menjadi salah satu agenda penting bagi DPR RI dalam menjalankan Diplomasi Parlemen,” katanya.***