“Bandung Art Month 2020”, Lawan Covid-19 dengan Melukis

Jumat, 28 Agustus 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Disdikjabar

Foto: Disdikjabar

Persatuan Guru Pelukis Bandung (PGPB) kembali ikut berpartisipasi dalam gelaran tahunan “Bandung Art Month 2020”. Namun karena perhelatan tahun ini digelar dalam masa pandemi, PGPB mengangkat tema “Guru vs Covid-19”.


DARA | BANDUNG – Acara yang digelar sejak 20 Agustus hingga 20 September 2020 tersebut pun digelar secara virtual dan diberlakukan pembatasan publik. Oleh sebab itu, PGPB melaksanakan kegiatan ini di rumah Ketua Pelaksana PGPB di Jln. Tata Surya No. 57, Kota Bandung dan dibatasi jumlah peserta.

Sebelumnya, Ketua Pelaksana PGPB yang juga guru SMPN 11 Bandung, R. Inne Kaniawati mengungkapkan awal berdiri PGPB. Menurutnya, pertama berdiri tahun 2008, awalnya PGPB bernama Pigur (Pelukis Guru) yang didirikan oleh Pak Bunbun. Namun, seiring perjalanan waktu, Pigur berganti nama menjadi PGPB. “Setiap tahun, PGPB rutin mengikuti pameran, khususnya pameran lukisan,” ujarnya, saat ditemui di kediamannya, Jumat (28/8/2020).

Sebelumnya pun, lanjut Inne, anggota PGPB berjumlah 40 orang yang berasal dari guru-guru SMA/SMK/SLB dan SMP. Namun, dalam masa pandemi saat ini, jumlah anggota terus berkurang menjadi 14 orang. Tapi, pihaknya masih tetap merekrut anggota.

“Meski pandemi, kami tetap semangat membuat karya. Karena bagi kami, berkarya merupakan hiburan di tengah kepenatan atau rutinitas pekerjaan yang kami lakukan setiap hari. Apalagi jika karya kita diapresiasi, itu memberikan kebahagiaan tersendiri,” tuturnya.

Inne pun berharap, ke depan seluruh guru seni rupa dapat bergabung/berpartisipasi dengan PGPB. “Karena PGPB sudah lama berdiri sehingga para guru bisa lebih meningkatkan kreativitasnya di sini. Bahkan, karya mereka bisa dijual untuk meningkatkan ekonomi dalam masa pandemi yang serbasulit ini,” ungkapnya.

Salah seorang anggota PGPB, Yoppy Yohana mengaku sangat menyukai kegiatan ini. Ia salut dengan guru-guru senior yang masih aktif berkarya dan dirinya pun merasa harus lebih banyak belajar dari mereka.

“Saya pribadi tidak mau rutinitas saya hanya pergi dari rumah ke sekolah, hanya berdiri di depan kelas. Saya ingin lebih dari itu. Saya berprinsip, semua orang bisa jadi guru. Termasuk, senior-senior saya di sini yang konsisten melukis, saya anggap mereka semua adalah guru,” ujar guru Seni Budaya SMPN 35 Bandung tersebut.

Yoppy beranggapan, dengan melakukan kegiatan di luar rutinitas, guru akan bisa menekan egonya. “Di kelas, guru menyuruh siswa untuk berkarya, namun gurunya sendiri tidak meng-upgrade kemampuannya. Makanya, untuk meng-upgrade kemampuan saya, saya ikut PGPB dan mengikuti berbagai pameran,” tuturnya.

Meski PGPB merupakan kepanjangan dari Persatuan Guru Pelukis Bandung, namun Yoppy berharap, ke depan PGPB bisa tidak terbatas pada pelukis saja, tapi merambah ke perupa. “Karena, kalau pelukis kan hanya dua dimensi, sedangkan di perupa lebih luas. Mencakup grafis, patung, relief, dan lainnya,” ucapnya.

Meski dilaksanakan dalam keterbatasan dan secara virtual, namun menurut Yoppy, gelaran Bandung Art Month tahun ini memberikan kesan yang berbeda. “Yang membuat istimewa, karena pandemi Covid-19, rumah pun disulap menjadi galeri dan ini baru terjadi tahun ini. Bahkan, inisiator Bandung Art Month 2020 mengangkat hal tersebut menjadi tema ‘Rumahmu Galerimu’,” ungkapnya.

Hasil penjualan lukisan pada Bandung Art Month 2020 ini, seluruhnya akan disumbangkan bagi yang terdampak Covid-19.***

Berita ini sudah ditayangkan di laman disdikjabar dengan judul: “Bandung Art Month 2020”, Persatuan Guru Pelukis Bandung Lawan Covid-19 dengan Melukis.(Rury Yuliatri)

Editor: denkur

Berita Terkait

Lolos Seleksi, Ini Tiga Maskapai yang Siap Memberangkatkan Jemaah Haji
Turun dari Tahun 2024, Inilah Besaran Biaya Haji Tahun 2025
Waspadalah, Virus Human Metapneumovirus Sudah Masuk Indonesia, Penyakit Apa Itu?
Makan Bergizi Gratis Sudah Bergulir, Menunya Disesuaikan dengan Selera Masyarakat Setempat
Dunia Pendidikan di Jawa Barat Terapkan Pendekatan Deep Learning, Ini Penjelasannya
Pokoknya tidak ada Satupun Orang Miskin yang tidak Mendapat Bantuan
Begini Respon Kapten Timnas Jay Idzes Soal Pemecatan Pelatih STY
Breakingnews: PSSI Pecat Shin Tae-yong, Erick Thohir Jelaskan Alasannya
Berita ini 4 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 7 Januari 2025 - 13:52 WIB

Lolos Seleksi, Ini Tiga Maskapai yang Siap Memberangkatkan Jemaah Haji

Selasa, 7 Januari 2025 - 13:43 WIB

Turun dari Tahun 2024, Inilah Besaran Biaya Haji Tahun 2025

Selasa, 7 Januari 2025 - 13:34 WIB

Waspadalah, Virus Human Metapneumovirus Sudah Masuk Indonesia, Penyakit Apa Itu?

Selasa, 7 Januari 2025 - 13:28 WIB

Makan Bergizi Gratis Sudah Bergulir, Menunya Disesuaikan dengan Selera Masyarakat Setempat

Senin, 6 Januari 2025 - 18:56 WIB

Dunia Pendidikan di Jawa Barat Terapkan Pendekatan Deep Learning, Ini Penjelasannya

Berita Terbaru