Memasuki musim hujan, salah satu masalah yang kerap dikhawatirkan masyarakat di Kabupaten Bandung adalah banjir yang disebabkan oleh sampah.
DARA | BANDUNG – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Asep Kusumah mengatakan, sumber sampah itu adalah dari rumah tangga, sehingga sesuai amanat undang-undang dan peraturan daerah bahwa kebijakan strategis daerah adalah setiap rumah tangga harus mampu mengurangi dan menangani sampah rumah tangganya dengan berwawasan lingkungan.
Strateginya sederhana, kata Asep, yaitu setiap rumah sesuai intruksi Bupati Bandung nomor 2 tahun 2018, bahwa setiap rumah minimal memiliki dua lubang cerdas organik untuk penanganan sampah organik, selain itu mereka harus bergabung dengan bank sampah terdekat untuk menangani sampah anorganik, sisanya untuk sampah residu jadi bagian Dinas Lingkungan Hidup.
“Jadi bagaimana kita mengantisipasi penumpukan diluar dengan cara melakukan pengolahan berbasis rumah tangga, pilihan kita sebenarnya yang sesuai dengan amanat undang – undang, bahkan mungkin sesuai dengan ajaran agama adalah bagaimana kita menjadi sumber kebaikan dalam segala perilaku dan tindakan kita,” ujarnya usai acara ngawangkong bari ngopi di Taman Perpustakaan, Komplek Pemkab Bandung, Soreang, Jum’at (23/10/2020).
Dalam hal penanganan sampah, Pemkab Bandung sendiri memiliki target yaitu di tahun 2025 sampah akan berkurang sebanyak 30%, sementara 70% sampah sisanya akan bisa ditangani. Hal ini akan memerlukan kolaborasi yang sinergis antara semua elemen masyarakat untuk melakukan langkah-langkah konkret untuk penanganan sampah.
“Salah satunya dengan pembudidayaan penggunaan tumbler, pemanfaatan kembali jamuan-jamuan prasmanan dikantor kantor tidak ada snack, dan penambahan stasion-stasion tempat air minum, selain itu juga melakukan penanganan yang berkaitan dengan infrastruktur, kita juga berkolaborasi bersinergis dengan pusat ada tempat pengolahan sampah yang dibangun dari APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan juga dari APBN,” jelas Asep.
Asep mengimbau kepada masyarakat agar bisa mengubah perilaku terhadap sampah, sebab menurutnya jika berbicara tentang sampah adalah berbicara tentang peradaban dan peradaban itu adalah tentang perilaku, “Diharapkan perilaku kita semua mampu memberi sumbangsih terhadap perbaikan kualitas daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan cara seminimal mungkin tidak memberikan beban kepada lingkungan itu sendiri,” pungkasnya.***
Editor: denkur