KiSunda tentu masih Gandrung dengan lagu ciptaan mang Koko “Dilangit Bandung bulan keur mayung”, syairnya demikian puitis mengharu biru menggambarkan rasa kehilangan. Bandung yang dikenal dengan Kota Kembang yang bernuansa keindahan yang ditunjang dengan udara yang cukup sejuk, dikenal pula sebagai kota patriotik dengan peristiwa Bandung lautan api dan pahlawan Tohanya.
Saat ini terasa ada sesuatu yang hilang. Marwah dan jati diri Bandung menjadi taruhan. Sejarah pemerintahan Bandung bermula dibawah pemerintahan Kabupaten yang dipimpin oleh trah kadaleman Bupati. Kemudian Gubernur Jendral Daendels pemimpinan pemerintahan Hindia Belanda membentuk pemerintahan kota Bandung yang mengambil sebagian wilayah kabupaten Bandung.
Perkembangan selanjutnya diwilayah Kabupaten Bandung terjadi perubahan startegis yang meliputi :
1. Perluasan wilayah kota Bandung dari seluas 8.000 Ha menjadi 16.000 Ha yang mengambil dari wilayah Kab. Bandung pada tahun 1987.
2. Perubahan status Kota Administratif Cimahi dilingkungan Pemda Kab. Bandung menjadi Kota Otonom Cimahi pada tahun 2001.
3. Pemekaran Daerah Kabupaten Bandung menjadi Kab. Bandung Barat dan Kab. Bandung pada tahun 2007.
4. Sudah cukup lama aspirasi masyarakat tentang pembentukan Kabupaten Bandung Timur yang saat ini direspons Gubernur Jabar kang Emil.
Perubahan strategis dimaksud mempunyai tujuan mulia dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat, pengembangan kehidupan demokratis, dan terciptanya daya saing kompetitif antar Daerah.
Namun apa yang terjadi selanjutnya, musibah dan masa kelam dialami Bandung. Dua Walikota Bandung terjerat tindak pidana, tiga Walikota Cimahi terkena OTT KPK, dan dua Bupati Bandung Barat mengalami hal yang sama. Lantas bagaimana dengan Bupati Bandung ?. Belum lama ini lagi terobok-obok oleh dugaan kasus gratifikasi yang saat ini lagi di verifikasi pihak KPK.
Meskipun opini publik lebih cenderung bahwa disemua tingkatan pemerintahan kasus KKN selalu terjadi, sehingga dengan bernada satire mengatakan “hanya bernasib sial saja pejabat yang tertangkap KPK atau APH lainnya”, tapi ini Bandung, dengan sejumlah atribut kebesarannya yang membuat bangga “urang Bandung” dengan predikat Bandung sebagai “bali geusan ngajadi” dan “Banjar karang pamidangan”. Prihatin, itu pasti !!.
Akhirnya, “urang Bandung” yang dikenal memiliki kultur mulia, yang selalu mengambil hikmah dibalik setiap perisitiwa yang terjadi, kiranya momen ini sebagai bahan evaluasi secara komprehensif dalam melahirkan kontribusi pemikiran, advokasi dan pendidikan politik masyarakat. Wallohu A’lam.
Editor: Aldinar