Program ini menjadi bagian dari komitmen sosial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
DARA| Program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Kabupaten Garut terus berjalan dengan dukungan dari para donatur luar negeri, terutama dari Negara Kuwait.
Hingga saat ini, lebih dari 200 rumah telah berhasil dibangun di tiga desa di Kecamatan Kersamanah, yakni Kersamanah, Nanjungjaya, dan Desa Mekar Raya, untuk membantu masyarakat dhuafa mendapatkan hunian yang lebih layak.
Dalam kunjungan tahunan para donatur dari Kuwait, Qatar, Maroko, dan Australia ke Pondok Pesantren Darussalam Kersamanah, Selasa (11/2/2025), mereka meresmikan lima rumah baru yang telah rampung dibangun dan siap dihuni oleh penerima manfaat.
Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Kersamanah, Garut, DR. KH. Devi Muharrom Sholahuddin, Lc., M.Ud menegaskan program ini menjadi bagian dari komitmen sosial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Setiap tahun kami membangun minimal lima rumah, kadang bisa sampai sepuluh rumah. Bantuan yang diberikan berupa dana sebesar Rp35 juta untuk pembangunan fisik, sementara untuk perabotan seperti kasur, sofa, kompor gas lengkap dengan tabungnya, serta dispenser, diberikan secara terpisah,” ujar Devi.
Meskipun dana yang diberikan tidak mencukupi untuk membangun rumah secara penuh, menurut Devi, namun penerima manfaat diwajibkan membangun rumah berstruktur permanen agar lebih aman dan nyaman untuk ditinggali.
“Adapun syarat utama penerima bantuan adalah rumah sebelumnya harus benar-benar tidak layak huni, seperti rumah panggung berbahan bambu atau kondisi yang membahayakan penghuninya. Lalu luas rumah minimal 30 meter persegi, dengan standar memiliki ruang tamu, dua kamar tidur (utama dan anak), dapur, serta kamar mandi di dalam rumah,” ucapnya.
Devi menuturkan, program Rutilahu ini bentuk nyata kepedulian para donatur dari Kuwait untuk kesejahteraan masyarakat Garut.
“Kami berharap program ini terus berjalan dan semakin banyak warga dhuafa yang dapat terbantu untuk memiliki rumah yang layak,” katanya.
Devi menambahkan, selain program Rutilahu, para donatur juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial lainnya, termasuk pembagian beras untuk masyarakat dhuafa di 11 kampung, pembangunan asrama santri, dan beasiswa pendidikan untuk anak yatim.
“Bantuan ini menjadi bagian dari kontribusi jangka panjang dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar Pondok Pesantren Darussalam Kersamanah,” ucapnya.
Camat Kersamanah, Muhamad Topan, mengatakan bahwa hingga akhir tahun 2024 jumlah Rutilahu di wilayahnya tersisa 678. Setiap tahunnya, jumlah rutilahu dipastikan mengalami penurunan karena adanya Pembangunan, salah satunya melalui program Pondok Pesantren Darussalam.
Topan pun menyampaikan terima kasih kepada para donatur, khususnya dari negara Kuwait karena program pembangunan rutilahu dari Pesantren Darussalam itu diakuinya sangat membantu masyarakat.
“Tentunya kami juga merasa terbantu dengan adanya program tersebut, sehingga dari tahun ke tahun jumlah rutilahu di wilayah kami terus mengalami penurunan,” katanya.
Editor: Maji