Bank bjb berhasil mencatatkan kinerja gemilang disertai dengan meraih laba Rp1,49 triliun pada Triwulan II tahun 2022 melalui kolaborasi dan inovasi digital.
DARA – Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan melalui kerja keras dan kerja cerdas disertai komitmen bersama yang dicanangkan saat mengawali 2022 mampu membawa bank bjb mencatatkan pertumbuhan yang baik sampai dengan Triwulan II di tahun 2022 yang diharapkan bersama dapat terus berlanjut positif.
“Bank bjb berhasil mencetak performa positif dan tumbuh lebih tinggi pada Triwulan II tahun 2022 ini berkat kerja keras seluruh insan bank bjb, kepercayaan nasabah serta dukungan penuh pemegang saham,” ujar Yuddy, seperti dikutip dari laman resmi jabarprov, Senin (1/8/2022).
Di tengah kondisi industri perbankan yang tertekan akibat pandemi, bank bjb secara konsisten terus mencatatkan kinerja terbaik sampai dengan Triwulan II tahun 2022.
Total aset bank bjb tumbuh 14,6 persen menjadi Rp172,4 triliun atau berada di atas pertumbuhan BPD yakni sebesar 11,7 persen dan bahkan lebih baik dari pertumbuhan perbankan nasional yakni sebesar 9,2 persen.
Kredit yang disalurkan termasuk pembiayaan bank bjb juga tumbuh 12.8 persen menjadi Rp110,2 triliun, atau tumbuh lebih baik dibandingkan dengan BPD yakni sebesar 5,9 persen dan industri perbankan nasional sebesar 6,7 persen.
Kualitas kredit bank bjb terjaga dengan sangat baik menjadi 1,1 persen, masih di bawah BPD sebesar 2,63 persen maupun industri perbankan nasional sebesar 2,99 persen.
Dana Pihak Ketiga (DPK) entitas dengan kode saham BJBR di Bursa Efek Indonesia ini berhasil naik 14,7 persen menjadi Rp133,2 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan BPD sebesar 11,5 persen maupun pertumbuhan industri perbankan nasional sebesar 10 persen.
Laba bank bjb tumbuh 28,5 persen year on year menjadi Rp1,49 triliun dan merupakan suatu kebanggan di Triwulan II tahun 2022 sudah mampu mencapai Rp1,49 triliun dan tumbuh positif selama 3 tahun berturut-turut di tengah tekanan perekonomian.
“Kinerja positif bank bjb juga didukung oleh neraca yang solid dengan Rasio Pencadangan sebesar 152,9 persen , Loan at Risk sebesar 6,68 persen, efisiensi terjaga dengan BOPO 78,4 persen, dan Fee Based Income yang tumbuh 28,8 persen,” kata Yuddy.
Editor: denkur | Sumber: jabarprov