DARA | JAKARTA – bank Jawa Barat dan Banten (bank bjb) mengukir kinerja positif selama tahun 2018 . Ini ditunjukan dengan raihan laba bersih mencapai Rp1,55 triliun.
“Di tengah ketidakpastian dan tantangan ekonomi tahun 2018 seperti tren naiknya suku bunga, bank bjb justru mampu mencatatkan sejumlah pertumbuhan positif di tahun 2018. Catatan positif tersebut dapat dilihat dari raihan laba bersih sebesar Rp1,55 triliun atau tumbuh 28,1% year on year (y-o-y) atau berada di atas pertumbuhan laba bersih industri perbankan per Desember 2018 yang sebesar 10,36% y-o-y,” ujar Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko yang melaksanakan tugas Direktur Utama bank bjb Agus Mulyana saat mengumumkan kinerja keuangan Perseroan Full Year Tahun 2018 yang bertempat di Ballroom 3A Hotel Ritz Carlton Pacific Palace, Jumat (29/3/2019).
Pencapaian positif juga lanjut Agus Mulyana, tergambar dari total aset menjadi sebesar Rp120,1 triliun yang semula Rp114,9 triliun (tumbuh 4,5% y-o-y).
Kecuali itu Agus pun menyebutkan dana pihak ketiga (DPK) berhasil dihimpun sebesar Rp87 triliun yang didorong dari pertumbuhan dana murah yaitu tabungan sebesar 16%, sehingga casa ratio naik dari 46,1% menjadi sebesar 47,1%.
“Net interest income berhasil tumbuh sebesar 3,3% (y-o-y), fee based income berhasil tumbuh sebesar 14% (y-o-y),”katanya.
Adapun pertumbuhan kredit disebutkan Agus Mulyana, berhasil mencatat pertumbuhan kredit yang cukup baik yakni mencapai Rp75,3 triliun atau berhasil tumbuh sebesar 6,1% (y-o-y). Kualitas kredit berhasil dijaga dengan baik di mana rasio (NPL/non-performing loan) dapat bertahan di level 1,6% atau lebih baik dibanding rasio NPL industri perbankan yang sebesar 2,37%.
“Untuk ringkat NPL berhasil dijaga pada level 1,6% atau berada pada kisaran target bank bjb yaitu sebesar 1,5%-2,0%,” katanya.
Bank bjb pun tetap memberikan kontribusi dalam menunjang dan mendorong laju perekonomian daerah serta komitmen untuk terus mendukung program-program pemerintah sebagai wujud nyata agent of development. bank bjb menurut Agus Mulayana, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan program one village one company (OVOC).
Ini berarti produk dan layanan bank bjb yang dapat diakses oleh desa melalui program OVOC antara lain layanan pengelolaan dana desa, produk dana pensiun yaitu DPLK, layanan agen Laku Pandai yaitu bjb BiSA, serta berbagai produk dan jasa di pedesaan.
Bahkan, untuk mendorong pertumbuhan fee based income, bank bjb melakukan kolaborasi dengan Samsat Provinsi Jawa Barat melalui inovasi program Samsat J’bret (Samsat Jawa Barat Ngabret).
Produk dalam program Samsat J’bret ini antara lain E-Samsat dan T-Samsat, yaitu pembayaran pajak kendaraan bermotor menggunakan produk bank bjb.
Dia mengatakan bank bjb bertekad untuk selalu meningkatkan dan mempertahankan kinerja perseroan yang sudah dicapai di akhir tahun 2018.
“Kami siap dan optimistis untuk memberikan dan menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi di tahun 2019 kepada nasabah bank bjb dalam mengembangkan bisnis perbankan yang lebih baik, dan diharapkan bank bjb akan selalu eksis di masa mendatang untuk dapat masuk dalam jajaran 10 besar bank nasional yang berkinerja baik,” terangnya.
Atas kinerja positif yang berhasil ditorehkan perseroan, sampai triwulan IV bank bjb berhasil mendapatkan beberapa penghargaan di antaranya Penghargaan bidang GCG dari IICD (Indonesian Institute for Corporate Directorship) untuk kategori 50 perusahaan publik, Top BUMD 2018 dari Majalah Business News Indonesia, Asean Best Public Companies 2018 peringkat ke 14 dari Stren Value Management, Predikat “Sangat Bagus” untuk kinerja keuangan dari Majalah Infobank.***
Artikel ini sudah dipublish di Ayobandung.com dengan judul “2018, Laba Bersih bank bjb Capai Rp1,55 Triliun”