Industri menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19, termasuk industri di Garut. Lalu, bagaimana sikap pemerintah setempat menanggapi hal ini.
DARA – Ternyata, untuk membantu kelompok industri yang terkena imbas wabah ini, Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Garut, memberikan hibah berupa mesin yang dibutuhkan kelompok industri tadi.
Menurut Kepala Disperindag ESDM Kabupaten Garut, Nia Gania Karyana, anggaran untuk hibah mesin di tahun 2020 kemarin mencapai hingga Rp1,5 miliar.
“Ada yang sudah menerima hibah, di tahun 2020 itu hampir 1,5 miliar, itu sudah diserahkan Pak Bupati,” ujarnya di Kantor Disperindag ESDM Kabupaten Garut, Jalan Merdeka, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu kemarin (20/1/2021).
Gania menyebutkan, pemberian hibah ini dilakukan untuk kelompok, bukan perseorangan, agar mesin ini bisa digunakan semua orang dari kelompok tersebut.
“Hanya karena memang berbagai keberbatasan itu, sehingga tidak semua mampu kita bantu sebetulnya, tapi yang kita bantu itu bukan perorangan tetapi per kelompok, dan harus kelompok, sebab kalau kelompok itu kan bisa untuk semua, kalau perseorangan ya dinikmati oleh sendiri gitu, sepertinya seperti itu,” ujarnya.
Selain bantuan hibah ini, lanjut Gania, pihaknya juga mencoba untuk melakukan kerja sama dengan perbankan yang biasa menjadi salah satu pihak yang memberikan pemenuhan modal bagi beberapa industri kecil di Kabupaten Garut.
“Kemudian ada lagi kita lakukan misalnya karena industri ini banyak yang melakukan maaf kredit ke BRI (Bank Rakyat Indonesia), kita sudah sebetulnya melakukan kerja sama,” ujarnya.
Jadi, lanjut Gania, bagi mereka yang kreditnya macet karena terkena dampak Covid-19, maka BRI punya kebijakan, dan BNI juga sama, karena biasanya sangat bergantung kepada modal. Jadi usaha mikro dan kecil itu sangat bergantung kepada modal dan biasanya pemenuhan modal ini oleh BRI dan BNI, kita sudah melakukan koordinasi itu,” katanya.
Gania menjelaskan skema hibah ini muncul melalui beberapa proses, misalnya usulan dari masyarakat, aspirasi, hasil penilaian dinas, dan lain-lain.
“Setelah ada usulan dari kita, maka kita membentuk tim, nah tim ini ditujukan untuk menilai kelayakan, kan bahaya kalau tidak layak sehingga nanti muncul calon penerima dan calon lokasi, kalau calon penerima dan calon lokasi sudah ada jelas kita akan bertanya, mesin apa yang dibutuhkan, seperti apa mesinnya, baru kita akan menganggarkan, jadi tidak tiba-tiba menganggarkan dan membantu, setelah itu clear (beres) semuanya, dokumen clear, baru kita ajukan ke TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) untuk memperoleh hibah namanya bukan bantuan,” katanya.***
Editor: denkur