Bencana yang menerjang Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah momen bagi semua elemen masyarakat dan para dermawan untuk menunjukkan solidaritasnya dan kesetiakawanan sosial.
DARA – Demikian dikatakan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, melalui keterangan persnya di Kantor Kemensos, Jakarta, Rabu kemarin (7/4/2021).
“Bencana skalanya luas dan banyak daerah terdampak. Mari kita bekerja sama, membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana,” ujarnya.
Mensos juga mengimbau semua elemen bangsa agar bahu-membahu membantu korban terdampak bencana Siklon Tropis Seroja di NTT dan NTB.
“Akibat banjir bandang dan longsor dampaknya luar biasa. Saya menghimbau, dan mengajak semua elemen bangsa, termasuk dunia usaha, dan masyarakat luas bersama-sama membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak baik di NTT maupun di NTB,” ujarnya.
Mensos Risma, juga menyatakan bahwa dirinya akan kembali lagi ke NTT, terutama ke wilayah yang masih terisolir, atau belum terakses oleh bantuan.
Sementara saat ini, bantuan dari Kemensos sudah dalam posisi siap diterbangkan ke lokasi bencana.
“Pake pesawat Hercules milik TNI. Jadi Kemensos memohon bantuan dari Bapak Panglima TNI untuk menerbangkan bantuan. Besok saya terbang jam 5 pagi,” ujarnya.
Mensos juga mencatat, dari kunjungannya pada Senin dan Selasa lalu terlihat kesiapan SDM dari Kemensos seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah cukup baik. Namun, karena ada keterbatasan peralatan, makanan yang disiapkan untuk pengungsi tidak bervariasi dan makan waktu lama disiapkan.
“Di sana tidak ada kompor gas, misalnya. Jadi ya masaknya lama. Kita akan bawa kompor gas nanti. Selain itu, juga akan dibawa kering tempe, orek tempe, selain juga obat-obatan. Kami juga sedang mengusahakan alat berat,” tegasnya.
Mensos memaklumi, adanya harapan agar bantuan lekas sampai. Pada prinsipnya, bantuan dari Kemensos sudah siap disalurkan. Hanya saja, bencana membuat akses transportasi terkendala cuaca.
“Misalnya kemarin bantuan dari Maumere, menyeberang ke Adonara. Tapi karena cuaca nggak bagus, ya nggak bisa. Tapi untuk saya kemarin, saya paksakan. Di Adonara tidak ada landasan untuk pesawat. Terpaksa barang diangkut dengan manual. Jadi bukan kami tidak mau. Tapi tidak bisa,” ujarnya.
Berdasarkan data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), per Rabu (7/4/2021) jam 14.00, tercatat warga meninggal dunia 124 orang, sebanyak 74 orang hilang, 129 orang luka-luka, dan 4.465 orang terdampak. Kemudian, 688 rumah rusak berat, 272 rusak sedang, dan 154 rusak ringan.
Tercatat sebanyak 1.962 rumah terdampak, fasilitas umum sebanyak 87 unit, dan 24 fasilitas umum rusak berat.***
Editor: denkur