DARA | Sejumlah benda cagar budaya di Kabupaten Garut masih banyak yang belum terinventarisir dengan baik, sehingga tidak terintegrasi di tingkat nasional. Padahal benda-benda cagar budaya tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Hal itu terungkap dalam Bimtek Peningkatan Kapasitas Peningkatan Benda Cagar Budaya yang diselenggarakan Kemendikbudristek RI bekerjasama dengan Komisi X DPRI di Ballroom Fave Hotel, Jalan Cimanuk, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jumat (3/3/2023).
Pokja Pembinaan Lembaga Kebudayaan Kemdikbudristek RI, Wawan Yogaswara, mengatakan, keberadaan cagar budaya di daerah sangat penting karena memiliki potensi besar di berbagai sektor, mulai perekonomian, pendidikan, pariwisata, serta yang lainnya.
Ia juga menilai, Garut memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa menciptakan kawasan cagar budaya baru karena di Garut terdapat banyak benda cagar budaya yang masih tercecer.
“Karena itulah, kita akan ikut mendorong dengan meningkatkan wawasan sumber daya manuasia (SDM) serta pelestarian cagar budaya yang ada di Kabupaten Garut ini, di antaranya melalui kegiatan Bimtek Peningkatan Kapasitas Tenaga Cagar Budaya,” ujarnya.
Menurut Wawan, banyaknya benda atau objek yang diduga berusia tua serta memiliki nilai budaya serta nilai sejarah penting bagi ilmu pengetahuan di wilayah Garut ini, bisa diusulkan oleh Pemerintah Daerah Garut ke pusat agar bisa ditetapkan menjadi benda atu objek cagar budaya.
Manfaatnya, ungkap Wawan, selain benda atau objek itu akan terpelihara kelestariannya, juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar karena kemudian cagar budaya itu bisa dikembangkan menjadi objek wisata.
Wawan menilai, masih banyaknya benda atau objek cagar budaya yang tercecer di Garut ini tentunya tak terlepas dari akibat keterbatasan SDM ahli cagar budaya yang ada saat ini. Melalui kegiatan bimtek ini, pihaknya berharap bisa membantu menginventarisasi benda-benda atau objek-objek cagar budaya yang banyak tercecer dan belum tercatat sebagai benda atau objek cagar budaya.
“Selain itu, para peserta bimtek juga diharapkan bisa mensosialisasikan kaitan dengan benda atau objek cagar budaya kepada masyarakat agar pengetahuan dan kesadaran masyarakat bisa semakin meningkat,” ucapnya.
Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menambahkan kegiatan hari ini merupakan awal sebelum nantinya akan dilanjutkan dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada tenaga cagar budaya, karena ia menyadari Kabupaten Garut memiliki banyak cagar-cagar budaya benda.
Ferdiansyah mencontohkan, terdapat sejumlah bangunan bersejarah seperti Stasiun Cibatu, Stasiun Garut, dan Stasiun Cikajang yang mempunyai nilai sejarah tinggi. Tak hanya itu, ada juga sejumlah bangunan bekas pabrik dan dan rumah yang ditempati pejabat Hindia Belanda di kawasan perkebunan teh seperti di kawasan Cisompet, Cibalong, Cikelet, Cisewu, serta wilayah lainnya.
“Namun hingga kini masih belum tercatat di pusat sebagai benda cagar budaya. Nah jadi ini memang perlu diinventaris sehingga tadi komitmen kami mengajak kepada pemerintah daerah supaya tahun ini kita coba mentargetkan, karena bicara cagar budaya itu ada yang sifatnya situs, ada yang sifatnya benda, ada yang sifatnya kawasan, dan beberapa sifat-sifat yang lain,” katanya.
Melalui kegiatan bimtek ini, pihaknya berharap bisa membantu menginventarisasi benda-benda atau objek-objek cagar budaya yang banyak tercecer dan belum tercatat sebagai benda atau objek cagar budaya.
“Selain itu, para peserta bimtek juga diharapkan bisa mensosialisasikan kaitan dengan benda atau objek cagar budaya kepada masyarakat agar pengetahuan dan kesadaran masyarakat bisa semakin meningkat,” ucapnya.
Melalui kegiatan ini juga, tambah Ferdiansyah, harus mampu menghasilkan tenaga pelestari yang nantinya akan membantu juru pelihara (jupel) cagar budaya. Ia mengungkapkan, jika cagar budaya ini sudah terkelola dengan baik, maka bisa meningkatkan perekonomian, khususnya bagi daerah-daerah di Kabupaten Garut yang memiliki cagar budaya.
“Pasti meningkatkan perekonomian, nanti kan apalagi yang sifatnya kawasan, contoh yang kayak rumah mess administrasi dulu disebut adpel atau itu bisa dijadikan juga daerah tujuan wisata sambil misalnya minum teh, bisa seperti itu kan. Dengan catatan makanya saya ajak kepada seluruh warga Garut, untuk juga menjaga kelestarian (cagar budaya),” ucapnya.
Editor: aldinar