“Saya melihat banyak halte yang enggak digunakan warga, tapi jangan sampai dibiarkan begitu saja. Dimana tanggung jawab OPD (organisasi perangkat daerah) terkait,” cetusnya.
DARA – DPRD Kota Bandung geram mendapati kondisi ratusan halte angkutan umum yang rusak dan tak terpakai alias mangkrak, namun dibiarkan begitu saja.
Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Folmer Silalahi, meminta agar seluruh halte yang tidak terpakai itu dibongkar saja.
“Bongkar saja halte yang tak terpakai itu, bila memungkinkan relokasi ke tempat-tempat strategis,” ujar Folmer, di Gedung DPRD Kota Bandung, Kamis (2/9/2021).
Folmer menilai, keberadaan halte tersebut mestinya dapat bermanfaat bagi warga. Namun, akibat salahnya tata kelola, maka keberadaannya jadi sia-sia.
“Saya melihat banyak halte yang enggak digunakan warga, tapi jangan sampai dibiarkan begitu saja. Dimana tanggung jawab OPD (organisasi perangkat daerah) terkait,” cetusnya.
Padahal, diutarakan dia, keberadaan halte itu sangat penting untuk mendukung aktivitas transportasi massal di Kota Bandung. Pengadaan halte itu bagian dalam memberi kenyamanan bagi penumpang sebagai tempat tunggu transportasi. Sehingga keberadaan halte menjadi sangat penting.
“Saat ini saya melihat halte itu bukan menjadi tempat tunggu penumpang. Karena letak halte ini kurang pas, harus dievaluasi,” ucapnya.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menekankan, jangan sampai pembangunan halte dipandang sekedar elemen estetika kota. Halte itu dibutuhkan dan harus bermanfaat.
“Jangan hanya sebagai elemen estetika kota, itu salah. Apalagi keberadaannya di atas trotoar, mengganggu pejalan kaki, apalagi kaum disabilitas itu kan potensi kecelakaannya tinggi sekali,” katanya.
Untuk itu, Folmer mengusulkan agar halte itu jangan dibangun dengan cara permanen. Sehingga ketika terjadi perubahan letak situasi masih dapat dipindahkan ke tempat lainnya.
“Sayang sekali dengan kondisi halte saat ini banyak tak dipakai, dan sudah banyak yang rusak. Halte ini harusnya dibangun tidak secara permanen, bangunannya yang bisa digeser-geser atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan. Sayang kan dibangun permanen baru 2 tahun kemudian gak dipakai,” pungkasnya.
Editor : Maji