Vaksinasi yang dilakukan serentak di Jawa Barat pada Kamis lalu, (14/1/2020) berlangsung lancar. Ada tujuh wilayah yang mendapat jatah. Namun, masih banyak warga yang tidak hadir saat hendak divaksin.
DARA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, managemen data peserta vaksin masih menjadi kendala.
“Ternyata tidak 100% yang datang untuk divaksin. Padahal, mereka sudah masuk data yang dikirim via SMS. Ini akan kita sinkronosasi dengan pemerintah pusat,” ujar Emil kepada awak media, di Makodam III Siliwangi, Senin (18/1/2021).
Dengan ketidak hadiran peserta vaksin yang kurang dari 100% dan tidak sesuai data yang diharapkan, Emil meminta pemerintah pusat memberikan kewenangan lebih kepada daerah untuk mengelola data warga yang akan divaksin.
“Kami mohon kewenangan lebih, supaya kami mudah untuk melacak. Karena datanya ada di pemerintah pusat, jadi datanya kami tidak tahu,” ujarnya.
“Karena kami tidak tahu, kami tidak bisa melakukan pertolongan. Apakah tidak ada transportasi, atau tidak terberitahu. Ini harus kita perbaiki sebelum managemen vaksinasi untuk masyarakat umum,” imbuh Emil.
Bukan hanya persentase masyarakat yang tidak hadir saat divaksin, Emil menambahkan bahwa ada 20 tokoh masyarakat yang gagal divaksin pada hari pemaksinan.
Itu disebabkan dari 90 orang yang masuk kedalam daftar vaksin, 21 diantaranya memiliki tekanan darah yang tinggi, sehingga tidak semua bisa disuntik vaksin.
“Jadi target 90, ada 21 orang yang ditunda dan tidak hari itu, menunggu tensinya turun maksimal di 140,” ujar Emil.***
Editor: denkur