Banyak Warisan Budaya Terancam Hilang, Akademisi Ungkap Penyebabnya

Minggu, 19 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akademisi Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, DR. Suhendi Afrianto (Foto: Ist)

Akademisi Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, DR. Suhendi Afrianto (Foto: Ist)

Banyak warisan budaya tak benda yang terancam hilang dalam kehidupan warga saat ini, salah satunya tradisi unggah-unggah.


DARA | Demikian dikatakan Akademisi Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, DR Suhendi Afrianto.

Menurutnya, kaidah yang ada di masyarakat Pulau Jawa seperti saat bertutur kata atau bertingkah laku antara penutur dan lawan tutur ini sudah memudar karena tradisi ini tak lagi dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Padahal, budaya ini bertujuan untuk menjaga kesopansantunan, agar tercipta saling menghormati serta menghargai terhadap orang lain.

“Dalam tradisi Sunda, ada banyak budaya yang hilang dan terancam. Contoh paling sederhana adalah budaya unggah-ungguh, sudah sangat jarang sekali dilakukan saat kita berkumpul,” ujarnya, Minggu (19/3/2023).

Suhendi menyebutkan, beberapa budaya unggah-ungguh yang dimaksud misalnya seperti membungkukan badan saat melintasi orang di sekitar jalan, hingga tata krama di meja makan ketika bersama orang tua.

“Zaman saya dahulu tidak berani jika melintasi orang yang sedang duduk tanpa membungkukan badan untuk menghormati, tapi sekarang banyak orang yang lewat begitu saja. Lalu tata krama pada orang tua juga sudah memudar,” tuturnya.

Suhendi juga mengatakan, selain kurangnya praktek dan contoh yang diberikan, ancaman memudarnya tradisi ini dipengaruhi pula oleh derasnya budaya asing yang masuk ke Indonesia.

Ia menilai, tergerusnya tradisi nusantara oleh budaya asing ini tak lepas dari perkembangan teknologi dan informasi.

Menurut Suhendi, secara tidak sengaja, sekarang ini anak-anak di Indonesia sudah mengadopsi budaya yang datang dari luar. Hal itu, ungkapnya, terkesan sepele dan terjadi tanpa disadari di kehidupan sehari-hari.

“Budaya asing tersebut dengan mudah kita terima misalnya melalui teknologi informasi, melalui handphone atau internet dan yang lainnya,” katanya.

Pengajar di ISBI Bandung itu pun mengingatkan, agar penggunaan teknologi diwaspadai, jangan sampai dibiarkan tradisi tergerus sebagai dampak dari perkembangan zaman. Justeru kemajuan teknologi, tambahnya, dapat dimanfaatkan untuk melestarikan budaya.

“Justru dengan perbaikan melalui kecanggihan teknologi inilah budaya bisa dilestarikan,” ujarnya.

Suhendi pun mengajak seluruh elemen mulai dari pemerintah, masyarakat, pelaku budaya, dan lainnya untuk bersinergi dalam pemajuan kebudayaan. Karena baik disadari atau tidak, ungkapnya, faktanya kita ini mungkin sudah abai yang menyebabkan kebudayaan dan tradisi-tradisi sekarang sudah hampir tergerus.

Suhendi juga menyinggung penggunaan bahasa ibu di suatu daerah penting dilestarikan, misalnya Bahasa Sunda. Menurutnya, penggunaan Bahasa Sunda bagi masyarakat di Jawa Barat tak lepas dari mana saja mereka, misalnya dari luar Jawa Barat, sudah semestinya dilakukan karena sudah menjadi konsekuensi.

“Begitu juga sebaliknya, saat masyarakat Sunda berada di luar Jawa Barat, semestinya mempelajari bahasa ibu di tempat mereka tinggal,” katanya.

Oleh karena itu, diungkapkan Suhendi, diperlukan peran pemerintah dalam pelestarian budaya. Apalagi menurutnya, kebudayaan saat ini telah dilindungi oleh undang-undang.

Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah (Foto: Ist)

Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menyebutkan, pihaknya tidak bosan-bosannya untuk terus mendorong, melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melestarikan cagar budaya.

“Kita juga tidak bosan terus menyosialisasikan kepada masyarakat untuk melestarikan cagar budaya. Cagar budaya daerah merupakan warisan budaya yang memiliki banyak nilai bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.

Menurut Ferdiansyah, selama ini Komisi X yang bermitra kerja dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus melakukan kegiatan yang mengedukasi dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang perlindungan dan pelestarian cagar budaya.

“Kami utamakan Garut, dan Tasikmalaya sesuai daerah pemilihan saya, dan saya punya keyakinan cagar budaya akan memberikan manfaat untuk masyarakat,” katanya.

Editor: denkur

Berita Terkait

Dedi Mulyadi Fokus pada Infrastruktur dan Realokasi Anggaran Pembangunan Jabar
Syakur Amin Tegaskan Salah Satu Skala Prioritas dalam Kepemimpinannya adalah Peningkatan Pelayanan Publik
Dari Sertijab Bupati Sukabumi
Demul Jadi Gubernur Jabar, Karangan Bunga Ucapatan Selamat Diganti Benih Padi
Sat Lantas Polres Garut Lakukan Penindakan kepada Travel Gelap dalam Operasi Keselamatan Lodaya 2025
Inilah Lima Program Prioritas Ayep Zaki
Diguyur Hujan Deras, Longsor Terjadi di Dua Titik Berbeda di Banjarwangi Garut
Ayep Zaki Tancap Gas Berantas Korupsi di Kota Sukabumi
Berita ini 29 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 21 Februari 2025 - 21:17 WIB

Dedi Mulyadi Fokus pada Infrastruktur dan Realokasi Anggaran Pembangunan Jabar

Jumat, 21 Februari 2025 - 17:38 WIB

Syakur Amin Tegaskan Salah Satu Skala Prioritas dalam Kepemimpinannya adalah Peningkatan Pelayanan Publik

Jumat, 21 Februari 2025 - 17:18 WIB

Dari Sertijab Bupati Sukabumi

Jumat, 21 Februari 2025 - 10:41 WIB

Demul Jadi Gubernur Jabar, Karangan Bunga Ucapatan Selamat Diganti Benih Padi

Jumat, 21 Februari 2025 - 10:31 WIB

Sat Lantas Polres Garut Lakukan Penindakan kepada Travel Gelap dalam Operasi Keselamatan Lodaya 2025

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Dari Sertijab Bupati Sukabumi

Jumat, 21 Feb 2025 - 17:18 WIB