Potensi penyebaran dan penularan Covid-19 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat masih sangat tinggi. Kondisi itu akibat masih banyaknya aktivitas masyarakat yang menimbukan kerumunan massa.
DARA| CIANJUR- Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faizal, mengatakan potensi penyebaran dan penularan Covid-19 cukup tinggi terjadi, di antaranya saat adanya aksi unjuk rasa ribuan buruh yang menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) beberapa waktu lalu.
Kerumunan massa yang sangat banyak, jelas Yusman sangat beresiko terjadinya cluster baru penyebaran dan penularan Covid-19.
“Dibeberapa wilayah lain, para pendemo yang berhasil diamankan petugas langsung dilakukan rapid test atau swab test. Untuk di Cianjur tidak dilakukan, karena aksi berjalan damai dan tidak ada yang diamankan petugas,” jelas Yusman, kepada wartawan, Selasa (13/10/2020).
Meskipun begitu, jelas Yusman, resiko terjadinya cluster dalam penyebaran dan penularan Covid-19 tetap tinggi. Sebab, hampir sebagian besar massa aksi tidak mengenakan masker dan menjaga jarak.
“Hingga saat ini belum ada laporan apakah terjadi cluster atau tidak dampak dari aksi massa tersebut. Sebab, jika sudah terjadi cluster sangat sulit dalam penanganannya,” jelasnya.
Yusman menyebutkan, diperlukan ketegasan dari stack holder terkait dalam mencegah terjadinya cluster baru di Kabupaten Cianjur.
“Karena ini akan luas sekali kalau sudah cluster dan butuh keterlibatan semua pihak tidak bisa ditangani oleh Dinkes. Sementara ini untuk pelacakan kasus masih Dinkes, karena sifatnya masih sporadius, artinya belum terbentuk cluster. Tapai kalau sudah terbentuk cluster strateginya lain lagi, semua harus terlibat,” ujarnya.
Yusman menambahkan, saat ini untuk kasus Covid-19 didominasi oleh orang tanpa gejala. Kondisi ini yang juga dikhawatirkan.
“Tapi yang bahaya justru ini, yang tidak bergejala masih bisa berpotensi untuk menularkan ke yang lain,” tandasnya.
Editor : Maji