DARA | SUKABUMI – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman RI, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan Indonesia memiliki potensi sektor maritim sebesar 1,3 triliun dollar AS per tahun. Hingga saat potensi tersebut baru 7,5% kekayaan laut yang dapat dikelola.
Situasi tersebut, menurut menteri, terjadi karena dua hal, yakni minimnya teknologi dan kemampuan nelayan dalam menggunakan teknologi tergolong rendah. Karena itu, dalam Program Satu Juta Nelayan Berdaulat, ada pelatihan kepada seribu orang, terdiri dari nelayan, RT, pengurus koperasi nelayan, petugas TPI, dan pembina nelayan.
Salah satu bentuk pelatihan adalah cara menggunakan aplikasi Fish On. Fish On, merupakan aplikasi berbasis android dengan fitur antara lain pencurian ikan, pengawetan ikan, penjualan ikan, komunikasi pencatatan hasil tangkapan ikan, panic button untuk permintaan bantuan dalam kondisi darurat, fitur pembayaran elektronik, dan fitur belanja kebutuhan sehari hari.
Jika program tersebut dapat terealisasi dengan optimal, Luhut optimistis roda ekonomi nelayan Indonesia akan berputar semakin cepat. Juga, kesejahteraan merek meningkat secara signifikan.
“Perkembangan ekonomi Indonesia sangat dipandang dunia. Apalagi, dengan potensi laut yang sangat kaya,” katanya, pada Pelepasan Nelayan Pilot Project Program Satu Juta Nelayan Berdaulat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ciwaru, Kabupaten Sukabumi, kemarin.
Selain Fish On, ada pula aplikasi penjualan dan manajemen gudang untuk koperasi nelayan, aplikasi lelang ikan online yang menghubungkan TPI, nelayan dan pedagang ikan, serta aplikasi website penjualan e-commerce ikan.
Lewat Program Satu Juta Nelayan Berdaulat, ia optimis nelayan Indonesia, khususnya Jawa Barat, mulai melek digital. “Salah satu buktinya adalah TPI Online yang sudah beroperasi di Sukabumi, para nelayan bisa mengakses internet saat berlayar sejauh 60 kilometer dari pesisir.”
Menurut Luhut, nanti dari tengah laut nelayan sudah bisa bertransaksi. “Nelayan bisa mulai menjual ikannya ataupun kebutuhan lainnya. Nanti ter-sinkronisasi lewat Fish Mart,” ujar dia.
Program tersebut diluncurkan guna memaksimalkan potensi kekayaan laut Indonesia. Pada 2019, Program Satu Juta Nelayan Berdaulat menargetkan 300 Kabupaten/Kota yang berada di pesisir Indonesia dengan jumlah peserta minimal 300 ribu.
“Perkembangan ekonomi Indonesia sangat dipandang dunia. Apalagi, dengan potensi laut yang sangat kaya,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, WakIl Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan, program tersebut bisa berjalan apabila nelayan terlibat aktif. “Nelayan juga harus punya kemauan. Selama ini kita hanya mengambil ikan, tetapi tidak di-manage. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan para nelayan bisa mengambil ikan dengan maksimal dan mengelolanya dengan baik.”
Dengan pengembangan teknologi, Uu berharap kerja nelayan akan terbantu yang berdampak pada banyaknya ikan hasil tangkapan. Aplikasi tersebut juga berguna sampai proses penjualan dan distribusi ikan hasil tangkapan nelayan.”***
Editor: Ayi Kusmawan