“Saya bangga dan bahagia kedatangan Bapak Bupati Bandung bersama istri. Saya tak menyangka bapak Bupati tidur di rumah saya,” tutur Engkus.
DARA| Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna bersama istrinya, Hj. Emma Dety Dadang Supriatna menginap di rumah tidak layak huni saat melaksanakan program Bunga Desa (Bupati Ngamumule Desa) ke-27, di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Selasa (3/9/2024) malam.
Malam itu Bupati Bandung bersama Bunda Bedas, sebutan Ketua Tim Penggerak PKK menginap di rumah Kosasih yang akrab dipanggil Engkus (39), di Kampung Pasirmulya RT 04/RW 20 Desa Margamulya.
Rumah berdinding yang sudah lapuk itu dihuni Engkus bersama istrinya Emi (34) beserta tiga orang anaknya, dan kedua orang tua Engkus dan Emi. Sehingga di rumah tidak layak huni itu dihuni dua kepala keluarga.
Usai semalaman tidur di rumah Engkus, keseokan harinya atau Rabu (4/9/2024) pagi, Bupati Bandung didampingi Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkintan), Wahyudin membongkar rumah Engkus untuk diperbaiki melalui program Rutilahu.
Melihat secara fisik rumah Engkus itu sudah tidak layak huni. Kondisinya saat turun hujan kerap bocor, karena atapnya terbuat dari asbes. Dindin rumahnya pun terbuat dari gipsum, dan dinding sekat kamar rumahnya pun terbuat dari bilik bambu yang kondisinya sudah lusuh.
Rumah berukuran 4 x 6 meter tersebut ditempati keluarga Engkus bersama istri, ketiga anaknya selama 14 tahun. Namun kedua orang tua Engkus, sudah lebih dari 14 tahun menempati rumah tersebut.
Engkus sehari-hari merupakan marbot masjid dan buruh tani di perkebunan Pangalengan, dengan upah Rp 40.000/hari sampai Rp 50.000/hari. Upah kerja sebesar itu untuk biaya hidup 7 jiwa di keluarga tersebut.
Engkus mengaku kaget ketika kedatangan Bupati Bandung Dadang Supriatna, sehari sebelumnya ia sempat kedatangan jajaran pemerintahan Kecamatan Pangalengan dan Desa Margamulya menemuinya.
“Saya bangga dan bahagia kedatangan Bapak Bupati Bandung bersama istri. Saya tak menyangka bapak Bupati tidur di rumah saya,” tutur Engkus.
Bupati Dadang Supriatna mengatakan selama tiga tahun kepemimpinan dirinya sudah memperbaiki 22.000 rumah tidak layak huni (rutilahu). Berdasarkan data sebelumnya, setelah dilantik jadi Bupati Bandung pada 26 April 2021 diketahui tercatat 37.000 rutilahu.
“Tapi itu datanya belum valid mungkin. Setelah saya tanya ada 37.000 rutilahu yang harus diperbaiki di Kabupaten Bandung. Pada saat itu saya merencanakan memperbaiki rumah 7.000 unit per tahun. Dengan asumsi masa jabatan Bupati Bandung selama 5 tahun,” tuturnya.
“Tapi karena saat ini masa jabatan Bupati Bandung berkurang, tidak lima tahun, jadi 3,5 tahun. Sehingga tidak akan tercapai target penanganan rutilahu pada periode pertama,” imbuhnya.
Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna, menjelaskan, selama tiga tahun menjabat Bupati Bandung sudah memperbaiki 22.000 rumah. Pada tahun pertama memperbaiki 7.300 rumah, tahun kedua memperbaiki 7.400 rumah, dan tahun ketiga 7.500 rumah.
“Setelah kita hitung selama tiga tahun ini sekitar 22.000 rumah yang diperbaiki, sehingga kita hitung dari jumlah awal sekitar 37.000 rutilahu, dan yang sudah selesai 22.000 rumah, sehingga menyisakan sekitar 15.000 rutilahu lagi. Tentu apakah ini benar 15.000 rutilahu lagi, kita akan lakukan pendataan lagi secara riil di lapangan karena big data ini penting yang mana ini menjadi asumsi dalam perencanaan,” tuturnya.
Kang DS mengatakan pihaknya akan fokus dan menyelesaikan dengan berbagai program dari pemerintah pusat, Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bandung dengan DKK, bantuan keuangan bunga desa yang setiap tahun diberikan ke tiap-tiap desa.
“Adapun program-program yang dari Disperkintan dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, serta dari pemerintah provinsi, kita kolaborasikan dan kita usulkan terus sehingga targetan untuk memperbaiki rumah tidak layak huni di Kabupaten Bandung bisa terselesaikan di lima tahun kedepan,” harapnya
Editor: Maji