Nama Sukabumi sendiri sudah ada sejak era kolonial Belanda tahun 1815, dicetuskan ahli bedah dan pengusaha kopi Andries de Wilde.
DARA| Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berharap Sukabumi jadi kota percontohan nyaman dan bersih yang bakal berimplikasi pada peningkatan dunia pariwisata.
Untuk itu Gubernur minta Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dan Wakil Wali Kota Bobby Maulana bergerak cepat mengidentifikasi permasalahan kota yang dirasakan masyarakat kemudian membuat solusinya.
“Pemerintahnya harus mulai rajin, kalau (seperti) di kota (Sukabumi) itu gampang, Wali Kota itu kemana-mana naik sepeda ke gang-gang. Selesai dalam satu bulan bisa teridentifikasi masalah,” ujar Dedi Mulyadi usai Rapat Paripurna Hari Jadi ke – 111 Kota Sukabumi di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025).
Menurut KDM – sapaan akrab Dedi Mulyadi – Pemda Kota Sukabumi juga perlu memperhatikan kualitas kebersihan di pasar tradisional. Apabila pelayanan nya baik dan kebersihan lingkungan terjaga, maka akan menarik minat wisatawan datang ke kota Sukabumi.
“Layanan pasar harus bersih karena ini kota harus baik. Sehingga insyaallah nanti akan memiliki implikasi pada tumbuhnya partisipasi orang, tingkat kunjungan nanti orang nginep nyaman, makan nyaman. Karena (sebuah) kota itu, (faktor pendukung) penghasilannya,” kata Dedi.
Gubernur mengingatkan Wali Kota Sukabumi untuk mengoptimalkan pelayanan dasar air bersih, pemerataan sambungan listrik, pengelolaan sampah, serta menurunkan angka kemiskinan.
“Kemudian layanan pendidikan dasar dan pendidikan menengahnya dalam keadaan baik dan semua (masyarakatnya) tertampung apalagi sekarang akan menghadapi musim penerimaan sma/smk,” katanya.
Menurut Gubernur, Kota Sukabumi dengan sejarah sebagai pusat perkebunan punya modal kuat untuk maju. Karena itu Gubernur minta identitas tersebut dimunculkan kembali.
“Sukabumi harus segera menata diri sebagai kota. Kan dulu pusat kota perkebunan, silsilah sejarah itu harus segera dilihat dan dicari nomenklaturnya serta rangkaian sejarahnya cari dasar-dasar dulu dibentuknya Kota Sukabumi,” imbuhnya.
“Sehingga nanti dari situ bisa di – branding sebagai kota perkebunan pada zaman itu. Kalau sekarang sudah berubah iklimnya, tetap nuansa kotanya harus tetap di tata dan dijaga,” tutup Dedi.
Hari Jadi Kota Sukabumi ditetapkan jatuh pada 1 April. Nama Sukabumi sendiri sudah ada sejak era kolonial Belanda tahun 1815, dicetuskan ahli bedah dan pengusaha kopi Andries de Wilde.
Sukabumi dulu adalah permukiman bagian dari Distrik Gunung Parang, Wilayah Pemekaran Cianjur, Keresidenan Preanger. Seiring pembangunan Jalan Raya Raya Pos oleh Daendles, banyak orang Eropa yang menetap, serta keberadaan perkebunan, status Sukabumi meningkat dari distrik menjadi kota praja (Gementee).
Di era penjajahan Jepang, Sukabumi bernama Soekaboemi Shi. Setelah kemerdekaan namanya menjadi Kota Praja Sukabumi, dan pada 1965 menjadi Kotamadya Tingkat II. Sampai akhirnya di era otonomi daerah menjadi Kota Sukabumi yang terpisah dari Kabupaten Sukabumi.
Editor: Maji