DARA | Umat muslim di seluruh dunia merayakan Hari Raya Idul Adha, besok 11 Agustus 2019. Hari disembelihnya hewan kurban.
Umumnya di Indonesia hewan yang disembelih adalah sapi, kambing, dan kerbau. Lalu bagaimana reaksi hewan-hewan itu saat akan disembelih?
Menurut ahli biologi evolusi Marc Bekoff, seperti dilansir National Geographic, hewan mamalia memiliki kesamaan sistem saraf, neurokimia, persepsi, dan emosi. Semua unsur itu terintegrasi ke dalam pengalaman rasa sakit.
Namun, Bekoff tak menyebutkan secara spesifik, kecuali mengatakan adanya sejumlah petunjuk tentang bagaimana hewan itu mengomunikasikan rasa nyeri yang dideritanya.
Hewan menampilkan perubahan fisik tertentu sebagai indikator nyeri. Misalnya tikus, kelinci, kuda, akan meringis saat merasa sakit. Lebih spesifik, tanda kelinci saat merasa nyeri, kumisnya akan menegang, menyipitkan mata, dan melipat telinga.
Begitupun untuk hewan kurban seperti sapi, kambing dan kerbau. Sering dijumpai sebelum disembelih hewan-hewan ini terlihat menitikan air mata atau menangis, seolah tahu jika sebentar lagi akan mati. Lalu, meronta ketika si jagal sudah menarik tali kekang di leher-lehernya.
Namun, jika dihubungkan dengan tausiah yang diberikan para Ustad, maka fenomena tersebut justru berkebalikan. Hewan-hewan kurban yang terpilih ini justru merasa beruntung dan bahagia. Pasalnya, mereka akan jadi perantara si pemilik kurban untuk lebih mudah menuju surga.
Banyak juga pendapat, hewan kurban akan jadi kendaraan melewati jembatan Siratal Mustakim. Jika seperti ini, maka sudah pastilah hewan korban menangis karena bahagia.
Ada sebuah penelitian yang mengatakan jika proses penyembelihan dengan tata cara Islam ternyata tak membuat hewan-hewan kurban ini kesakitan. Hal ini pernah diuji oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University, Jerman.***
Editor: denkur
Dari berbagai sumber