Belajar Tatap Muka, Kadinkes Garut Sarankan Siswa Ditest Swab Dulu

Senin, 14 Desember 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Maskut Faridz

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Maskut Faridz

Belajar tatap muka yang rencananya digelar Januari 2021 nanti perlu dikaji dan dipertimbangkan lagi, terutama soal Covid-19. Begitu kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr Maskut Faridz.


DARA | GARUT – Menurut Maskut, jika pembelajaran tatap muka tetap dilaksanakan, disarankan agar peserta dilakukan swab test terlebih dahulu.

“Bagi kami jika nanti dibuka lagi aktifitas belajar tatap muka, ada beberapa hal yang harus diantisipasi. Pertama, pengukuran suhu tubuh, cuci tangan, dan jaraknya juga harus diperhatikan,” ujarnya, Senin (14/12/2020).

Bahkan, lanjut Maskut, kalau bisa tidak ada jam istirahat, masuk, belajar, langsung pulang. Namun, yang terpenting dilaksanakan swab tes dulu bagi siswa, maupun gurunya.

Maskut menuturkan dalam pelaksanaan nanti juga harus sering dilakukan monitor di antara mereka yang terlibat agar apabila ada murid atau guru yang menunjukan gejala terpapar virus corona bisa segera dilakukan testing, tracing dan treatment.

“Saat ini bagi kami tim kesehatan, tidak bisa berkata lain, selain melakukan testing, dengan test ini sudah dipasilitasi dengan rumah sakit. Di kita ini cepat bisa satu hari, kalau di tempat lain ada yang masih harus ke Jakarta. Di Garut ini sudah bisa dilakukan di rumah sakit, kita upayakan semaksimal mungkin satu hari beres berapapun yang positif kita akan isolasi,” ujarnya.

Maskut menyebutkan, tes untuk pengukuran suhu tubuh masih cukup efektif untuk deteksi terpapar tidaknya seseorang oleh virus corona.

“Justru cek suhu tubuh dulu yang masih paling efektif. Karena 90 persen keluhannya kan demam. Kalau datang ke suatu kerumunan, suhunya tinggi dan demam, sebaiknya jangan lakukan itu,” katanya.

Adapun harapan satu-satunya agar belajar tatap muka berjalan aman, yakni dengan vaksinasi.

“Vaksin ini sudah diteliti beberapa tahap, dan memang bagi kami di kesehatan tidak ada alternatif lain. Kalau 70 persen dari jumlah penduduk sudah divaksin, masyarakat warga akan terlindungi,” ujarnya.

Maskut pun memastikan, kalau vaksinasi tersebut tidak dipungut biaya, namun untuk sasaran vaksinnya masih akan menunggu arahan pemerintah.

Ia juga tetap menyarankan agar menggunakan masker sering mencuci tangan dan menjaga jarak untuk menghindari kerumuman merupakan hal yang sangat penting.

“Karena dengan cara itu masih tetap efeksitf untuk memutus matai
rantai penyebaran viris Corona,” katanya.

Tunggu Vaksin

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, SPd, MSi, menyebutkan, meski pembelajaran di masa pandemi Covid-19 untuk tahun 2021 sudah mendapatkan lampu hijau dari Kemendikbud RI, pembelajaran tatap muka bisa digelar sesuai dengan kebijakan dari pemerintah daerah. Namun, untuk Kabupaten Garut akan menunggu terlebih dahulu vaksinasi kepada masyarakat.

Sebagaimana yang disampaikan Bupati Garut sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, ujar Totong, belum menyarankan untuk tatap muka dulu meski Kemendikbud memperbolehkan pada Januari 2021 mendatang.

“Karena laju pertumbuhan Covid trend-nya belum landai, sehingga kami tetap mengevaluasi setelah adanya imunisasi atau vaksin dulu, supaya imun tubuh anak-anak semakin kuat. Bagi kami kesehatan dan keselamatan anak-anak kita dan kita semua adalah segala-galanya,” ujarnya.

Totong menyebutkan, jika nanti pembelajaran tatap muka kembali digelar, pertemuan di kelas harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

“Setelah ada vaksin, insya Allah baru akan dimulai tatap muka, termasuk tetap menjaga SOP protokol kesehatan,” katanya.

Totong menambahkan, salah satu pertimbangan pembelajaran tatap muka dilakukan setelah ada vaksinasi agar tidak terjadi klaster baru di satuan pendidikan Kabupaten Garut, mengingat terdapat sekitar 600.000 peserta didik di Kabupaten Garut.

“Jadi jika masuk sekolah dan misalnya terjadi outbreak sebesar 1 persen saja, yakni sekitar 6000 siswa, mau diisolasi dimana mereka semua?, sehingga kita harus memperkuat pembelajaran jarak jauh di rumah, juga memperkuat program blended learning, hal ini yang harus kita sampaikan ke orangtua untuk terus bersabar,” ujarnya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak
Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi
Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi
Keutamaan Niat Puasa
Pemkab Sukabumi Sambut Ramadan 1446 H
Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025
Observatorium Bosscha ITB Pantau Hilal Awal Ramadan 1446 H
Disdik Kabupaten Sukabumi Siap Sukseskan e-Ijazah
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:39 WIB

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:22 WIB

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:13 WIB

Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:04 WIB

Keutamaan Niat Puasa

Jumat, 28 Februari 2025 - 20:01 WIB

Pemkab Sukabumi Sambut Ramadan 1446 H

Berita Terbaru

Ilustrtasi (Foto: Universitas Airlangga/ Tribun Travel)

HEADLINE

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:39 WIB

Fotog: Hilman Fauzi/Kemenag

HEADLINE

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:22 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:13 WIB

Foto: Kemenag

HEADLINE

Keutamaan Niat Puasa

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:04 WIB

Foto: Istimewa

EKONOMI

Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat

Sabtu, 1 Mar 2025 - 12:53 WIB