Kelelahan begitu tampak di raut wajah 18 warga Kabupaten Garut yang tiba di kantor bupati. Sebelum pulang ke Garut, mereka sempat mengungsi di Papua Wamena rusuh.
DARA | GARUT — Warga Garut yang sempat menjadi pengungsi di Papua, tiba di Kantor Pemkab Garut, Jawa Barat, Rabu (9/10/2019) malam. Kedatangan 18 warga itu disambut isak tangis keluarga yang sudah menunggu.
Belasan warga Garut itu sebelumnya berjualan di Wamena. Mereka lalu memilih mengungsi setelah kerusuhan pecah.
Rabu sekitar pukul 23.00 WIB, mereka kembali ke Garut setelah dijemput Pemprov Jabar dari Papua.
Ade Toto (60), salah satu warga mengaku, kondisi Wamena sudah parah. Ia pun memilih pulang meski baru dua bulan kembali lagi ke Wamena.
“Sejak tahun 2000 saya merantau ke sana. Ada lima saudara yang ikut. Jualan pernak-pernik buat di dinding,” ucap Ade yang terlihat keletihan saat tiba di Garut.
Ia menagku, niat untuk kembali lagi ke Papua masih ada. Namun ia harus melihat kondisi dan perkembangan di Papua.
Selama ini, Ade menyebut, warga Papua sangat baik ke pendatang. “Cuma mereka ada dendam sehingga mengusir para pendatang. Baik-baik kok selama 19 tahun saya di Papua,” katanya.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengatakan, pihaknya masih mendata jumlah warga Garut yang merantau di Papua. Masih belum ada data pasti yang dimiliki Pemkab Garut.
“Yang sekarang pulang itu ada 18 orang. Tadi ngobrol katanya masih ada yang di sana (Papua). Makanya akan dicek lagi,” ujar Helmi.
Helmi menambahkan, pisik ke-18 warga itu akan dipulihkan karena banyak yang merasa trauma. Pemkab Garut pun akan memeriksa secara rutin mereka terutama dari sisi kesehatan.
“Secara fisik mereka sehat, paling ada yang kelelahan. Tapi raut wajahnya kelihatan mereka trauma. Nanti Dinsos bakal kasih trauma healing,” katanya.***
Wartawan: Beni | Editor: Ayi Kusmawan