Belum ada Penurunan TMA Sungai Citarum, Warga Memilih Bertahan di Pengungsian

Kamis, 20 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah warga masih memilih bertahan di pengungsian karena banjir belum surut. Foto: Fattah/dara.co.id

Sejumlah warga masih memilih bertahan di pengungsian karena banjir belum surut. Foto: Fattah/dara.co.id

Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Citarum di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, belum menunjukkan penurunan signifikan ditambah intensitas hujan masih cukup tinggi. Akibatnya, permukiman warga di sejumlah titik di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang, masih terendam banjir.

DARA | BANDUNG – Sejumlah warga terdampak banjir pun masih banyak yang memilih untuk tetap bertahan di pengungsian, karena khawatir air kembali naik mengingat hujan masih terus mengguyur wilayah Bandung Raya, meski sebelumnya sempat ada penurunan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Enjang Wahyudin, mengatakan, TMA di Sungai Citarum belum memperlihatkan penurunan.

“Ada sejumlah warga yang sempat pulang ke rumahnya untuk mengontrol, tapi balik lagi ke pengungsian, karena khawatir banjir semakin meninggi,” ujar Enjang saat ditemui di Posko Pengungsian Gedung Inkanas, Baleendah, Kabupaten Bandung, Kamis (20/2/2020).

Apalagi, kata Enjang, sejak pagi tadi hingga siang ini hujan masih mengguyur dengan intensitas sedang. Pihaknya pun terus meningkatkan kewaspadaan sebagai upaya penanggulangan.

“Kami tidak bisa memprediksikan apakah hujan sekarang bisa menambah debit air sungai Citarum atau tidak,” katanya.

Menurutnya, jika hujan hanya turun diseputaran Kabupaten Bandung saja, maka kemungkinan banjir tidak akan cepat naik. Namun, saat hujan merata mengguyur wilayah Bandung Raya, otomatis akan terjadi peningkatan tinggi air.

Seorang pengungsi warga Kelurahan Andir, Juwita (35) mengaku sempat kembali ke rumahnya untuk mengecek dan melakukan bersih-bersih. Namun, karena air masih menggenangi rumahnya, ia memilih kembali ke pengungsian.

“Soalnya hujan kembali turun, makanya saya memutuskan kembali ke pengungsian. Khawatir kalau pulang nanti air naik lagi,” kata Juwita.

Disinggung terkait pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung di posko pengungsian, kata Juwita, setiap tiga kali sehari pemeriksaan kesehatan dilakukan kepada warga korban banjir.

“Tapi kalau untuk asupan gizi, vitamin, dan susu untuk balita belum maksimal. Kadang pengungsi harus beli sendiri,” ungkapnya.***

Wartawan: Fattah | Editor: Muhammad Zein

Berita Terkait

Resmikan Logo Asia Afrika Youth Forum 2025, Wali Kota Bangga Karya Anak Muda Bandung
Tarif Mulai Rp5.000, LRT Jabodebek Jadi Pilihan Nyaman untuk Libur Long Weekend 18-20 April 2025
BPOM RI Visitasi Santosa Hospital Bandung Central  Ikrar Sebut Rumah Sakit Ini Bisa Jadi Percontohan
Wabup Bandung Barat Asep Ismail Ajak ASN Jaga Kebersihan
Update Kasus Pelecehan Seksual di RSHS Bandung, KKI Cabut Izin Praktik Oknum Dokter Ini
Lantik Ribuan PPPK, Bupati Jeje Ritchie Ismail Berikan Pesan Moral
BAZNAS Jabar Hadirkan Layanan Publik dan Konsultasi ZISWAF di Acara “ Abdi Nagri Nganjang Ka Warga”
Bupati Bandung Barat, Pastikan Melanti Ribuan PPPK, Simak Penjelasan BKPSDM
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 05:03 WIB

Resmikan Logo Asia Afrika Youth Forum 2025, Wali Kota Bangga Karya Anak Muda Bandung

Kamis, 17 April 2025 - 11:01 WIB

Tarif Mulai Rp5.000, LRT Jabodebek Jadi Pilihan Nyaman untuk Libur Long Weekend 18-20 April 2025

Rabu, 16 April 2025 - 19:53 WIB

BPOM RI Visitasi Santosa Hospital Bandung Central  Ikrar Sebut Rumah Sakit Ini Bisa Jadi Percontohan

Rabu, 16 April 2025 - 17:32 WIB

Wabup Bandung Barat Asep Ismail Ajak ASN Jaga Kebersihan

Rabu, 16 April 2025 - 14:32 WIB

Update Kasus Pelecehan Seksual di RSHS Bandung, KKI Cabut Izin Praktik Oknum Dokter Ini

Berita Terbaru