Bencana dan Air Mata Duka, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Selasa, 24 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Djunaedi Tjunti Agus selain seorang jurnalis senior juga seorang penyair. Karya-karya puisinya bertebaran di berbagai media masa, salah satu puisi berjudul Bencana dan Air Mata Duka yang dimuat Mimbar Rakyat.com ini.


BENCANA DAN AIR MATA DUKA

Air mata tak tertahankan

Korban tewas terus bertambah

Rumah-rumah reot runtuh

 

Bangunan kokohpun tumbang

Warga korban tak berdaya

Pasrah atas keadaan nyata

Para penolong berjibaku

Demi menyelamatkan nyawa korban

 

Ada yang bisa diselamatkan

Yang luka dan patah tulang

Pihak rumah-rumah sakit kerja keras

Jasad yangg tertimbun terus digali

Tenda-tenda darurat didirikan

Bantuan pun mengalir dari mana-mana

Rasa solidaritas terus berkibar

 

Air mata duka terus mengalir

Apakah ini peringatan atau azab

Wallahualam bissawab Allah yang tahu

Yang pasti Rasul pernah mengingatkan

Azab Allah itu pedih

Ada berupa bencana alam

Ditenggelamkan ke perut bumi

Dihujani batu ditelan lautan

Azab Allah telah kerap terjadi

Ketika umat menantang perintah Tuhan

 

Semua telah terjadi

Semua berkali-kali terbukti

Bahkan juga nyata hari-hari ini

Semua itu adalah peringatan

Apakah kita akan terus meragukan

Perintah dan tuntunan sudah jelas

Mengapa kita tak mengindahkan

 

Telah banyak contoh mengerikan

Penantang Nabi Nuh ditenggelamkan

Musuh Nabi Luth dihujani batu dari langit

Firaun yang menantang Nabi Musa ditenggelamkan

Banyak contoh lain dikemukakan

Lalu mengapa tetap membangkang

 

Air mata duka tak kunjung kering

Hari-hari masih diiisi kabar duka

Ditemukanya jasad-jasad tak berdaya

Apakah musibah akan terus terjadi

Hanya Allah yang tahu

Dekatkan diri dan jiwa kepadaNya

Jangan salah jalan

 

@Malang 271122

Berita Terkait

“Kasidah Cinta Hindun Binti ‘Utbah” Tampil di Gedung Rumentang Siang, Catat Tanggalnya!
Fikmin Sunda: Falling in Love
Yuk, Kita Nikmati Lukisan Karya Jeihan di Gey Art Gallery Braga
Fiksimini Sunda # Dironom Maung #
Perpaduan Sastra dan Keroncong di Panggung Taman Indonesia Kaya, Warnai Akhir Pekan Masyarakat Kota Semarang
Antologi Puisi “Bersyair di Andir”, Untaian Cinta dari Siswa SDN Andir Majalaya
Puisi Agus Dinar : Balada Lelaki Paruh Baya Mencari Cinta
Diskusi Sastra “Semesta Para Pengembara”, Puisinya Para Penyair Kabupaten Bandung
Berita ini 1 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 18 Maret 2024 - 17:17 WIB

“Kasidah Cinta Hindun Binti ‘Utbah” Tampil di Gedung Rumentang Siang, Catat Tanggalnya!

Minggu, 24 Desember 2023 - 12:37 WIB

Fikmin Sunda: Falling in Love

Senin, 20 November 2023 - 11:42 WIB

Yuk, Kita Nikmati Lukisan Karya Jeihan di Gey Art Gallery Braga

Senin, 18 September 2023 - 23:15 WIB

Fiksimini Sunda # Dironom Maung #

Senin, 11 September 2023 - 10:29 WIB

Perpaduan Sastra dan Keroncong di Panggung Taman Indonesia Kaya, Warnai Akhir Pekan Masyarakat Kota Semarang

Berita Terbaru