Berita Pagi… Cilawu Masih Genting, Ancaman Longsor Membuat Ratusan Warga Mengungsi

Selasa, 23 Februari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Garut, Rudy Gunawan, saat menunjua para pengungsi di SDN Karyamekar 2, Kecamatan Cilawy, Kabupaten Garut beberapa waktu lalu (Foto: Andre/dara.co.id)

Bupati Garut, Rudy Gunawan, saat menunjua para pengungsi di SDN Karyamekar 2, Kecamatan Cilawy, Kabupaten Garut beberapa waktu lalu (Foto: Andre/dara.co.id)

Longsor di Maryamekar, Cilawu Garut hingga Senin kemarin masih terjadi. Jumlah pengungsi pun terus bertambah.


DARA – Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Garut, Tubagus Agus Sofyan, mengatakan, data terakhir jumlah pengungsi  mencapai 90 kepala keluarga (KK) atau 308 jiwa. Berasal dari Kampung Cipager dan Kampung Babakan Kawung.

Menurut Tubagus, para pengungsi saat ini menempati lokasi SDN Karyamekar 2 dan madrasah setempat yang lokasinya dinilai aman.

“Ya, masih ada pergerakan-pergerakan kecil, jadi semakin meluas. Jumlah pengungsi juga terus bertambah,” ujarnya, Senin (22/2/2021).

Tubagus mengatakan, Pemerintah Kabupaten Garut memperpanjang status tanggap darurat di wilayah itu hingga tujuh hari ke depan. Ia memastikan kebutuhan logistik untuk para pengungsi aman selama masa tanggap darurat bencana.

Tubagus menuturkan, pihaknya masih menunggu kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait relokasi, sebab hingga kini tim dari PVMBG masih belum datang melakukan kajian di Kecamatan Cilawu.

“Kan lagi banyak kejadian, jadi harus antre yang akan dikaji oleh tim dari PVMBG,” ujarnya.

Diungkapkan Tubagus, penanganan pascalongsor di Desa Karyamekar Cilawu pasti akan memakan waktu lumayan lama. Apalagi hingga saat ini pihak kecamatan belum menyiapkan tanah untuk relokasi warga jika harus dipindahkan.

“Pihak kecamatan masih terus mencari tanah untuk relokasi warga terdampak longsor. Kalaupun nanti sudah ada harus dikaji dulu oleh PVMBG kelayakannya untuk permukiman,” katanya.

Tubagus menambahkan, untuk kebutuhan logistik pengungsi, pihaknya hanya bisa memastikan selama masa tanggap darurat. Setelah masa tanggap darurat berakhir, akan ada masa transisi.

“Nanti akan dibahas lagi untuk kebutuhannya,” ujarnya.

Tubagus juga mengatakan pihaknya akan menyiapkan hunian sementara (huntara) untuk warga yang terdampak. Ada tiga alternatif yang disiapkan, yaitu membuat huntara, menyewa tempat untuk menampung warga, atau tetap di tempat pengungsian.

Keputusan itu, ujarnya, nantinya akan ditetapkan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Cilawu.

Menurut Tubagus, BPBD Kabupaten Garut juga telah melakukan kajian bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat zonasi di wilayah tersebut.

Dari hasil kajian ditetapkan tiga zonasi wilayah terdampak, yaitu zona merah yang berjarak 5 meter dari bibir longsoran, zona kuning yang berjarak 10 meter dari longsoran, dan zona hijau yang berjarak 15 meter dari longsoran.

“Dari hasil kajian bersama ITB, rumah warga yang berada hingga zona kuning harus direlokasi. Artinya, terdapat 140 KK yang harus direlokasi dari wilayah itu. Tapi itu bukan legal aspek, hanya pegangan kita. Kajian resminya tetap harus nunggu dari PVMBG,” ujarnya.

Tubagus juga mengakui jika pada 2015 pihak PVMBG pernah melakukan kajian di wilayah tersebut. Hasil dari kajian itu, permukiman warga yang berada di zona merah direkomendasikan untuk direlokasi. Namun saat itu masyarakat tak mau untuk direlokasi.

“Karena masarakatnya tak mau, kita tetap berupaya bikin EWS (early warning system), membuat desa tangguh, sosialisasi, serta memodifikasi lokasi itu mahkota longsoran dengan TPT (tembok penahan tebing) dan lainnya. Tapi tetap longsor,” katanya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Penurunan Penghasilan Pengaruhi Pola Belanja Masyarakat saat Lebaran
Tak Hanya ASN, Pekerja Swasta Juga Dapat THR, Segini Besarannya
Jelang Mudik, Inilah Instruksi Mendagri untuk Kepala Daerah
Permudah Distribusi Penumpang, Pemerintah Luncurkan Platform Terpadu Mudik Gratis Nusantara Hub
Webinar Universitas Paramadina: Menyoal Pseudo-Spiritualitas dan Budaya Korupsi di Negara Religius
Bazar Culinary Ramadhan 2025 Sukabumi Suguhkan Berbagai Takjil dan Dimeriahkan Pentas Musik Religi
Polres Sukabumi Gelar Operasi Ketupat Lodaya, 493 Personel Dikerahkan
‘Yu Kita Serbu! Pemkab Sukabumi Kembali Gelar Bazar Cullinary Ramadhan
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 15 Maret 2025 - 14:40 WIB

Penurunan Penghasilan Pengaruhi Pola Belanja Masyarakat saat Lebaran

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:38 WIB

Tak Hanya ASN, Pekerja Swasta Juga Dapat THR, Segini Besarannya

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:28 WIB

Jelang Mudik, Inilah Instruksi Mendagri untuk Kepala Daerah

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:22 WIB

Permudah Distribusi Penumpang, Pemerintah Luncurkan Platform Terpadu Mudik Gratis Nusantara Hub

Sabtu, 15 Maret 2025 - 11:06 WIB

Webinar Universitas Paramadina: Menyoal Pseudo-Spiritualitas dan Budaya Korupsi di Negara Religius

Berita Terbaru

BANDUNG UPDATE

Penurunan Penghasilan Pengaruhi Pola Belanja Masyarakat saat Lebaran

Sabtu, 15 Mar 2025 - 14:40 WIB

Foto: Komdigi

HEADLINE

Jelang Mudik, Inilah Instruksi Mendagri untuk Kepala Daerah

Sabtu, 15 Mar 2025 - 11:28 WIB