Saat ini bermain di media sosial tampaknya tak bisa lepas dari kehidupan. Tinggal berpulang kepada kita, sejauhmana kita memperlakukannya. Seberapa besar media sosial memberi efek positif pada kita dan apa saja yang harus kita hindari agar medsos tidak malah membawa dampak buruk bagi kehidupan kita.
Hasil survey Hootsuite mencatat bahwa di Indonesia saja dari total populasi 272.1 juta penduduk, pengguna internet berada di angka 175.4 juta orang. 160 juta diantaranya aktif di media sosial.
Ditinjau dari sisi buruk psikis media sosial dapat menyebabkan kecanduan, iri hati, mood buruk, citra diri palsu dan konflik.
Namun, tentu manfaatnya pun ada, seperti menghilangkan stress, silaturahmi sampai mendapat pengetahuan-pengetahuan baru.
Terlepas dari dampak negatif dan positifnya, kita sebagai pengguna berkewajiban untuk menggunakan sosial media dengan efektif dan tepat guna.
Berikut beberapa tips agar penggunaan sosial media dapat selalu menimbulkan efek positif.
1.Ceking and Balancing
Informasi dengan cepat bisa disebar dan didapat oleh siapapun dan kapanpun.
Berita-berita bohong dan menjerumuskan sering menjadi isu hangat di media sosial. Untuk menghindari hal itu alangkah baiknya kita sebagai pengguna media sosial melakukan pengecekan kepada sumber terkait serta dari mana informasi itu didapat.
Jika informasi tersebut simpang siur lakukanlah penilaian berbimbang agar kita tidak termakan isu tersebut.
2.Jangan mudah menyebarkan informasi
Seperti disinggung di atas, informasi yang didapat di media sosial harus terlebih dahulu melalui proses cek and balancing. Proses tersebut dimaksudkan untuk membuat kita tidak mudah termakan isu dan gampang menyebarkannya.
Sekiranya informasi yang didapat tidak lolos dari poin nomer 1, baiknya jangan menyebarkan informasi tersebut.
3.Tampilkan diri kita yang terbaik tetapi asli
Media sosial berkembang menjadi wadah untuk menampilkan citra diri. Tidak ada yang salah dengan itu, namun tetap menampilkan diri kita yang asli serta menampilkan yang terbaik dari diri kita merupakan langkah aman untuk menghindari dari efek buruk seperti perilaku hedonisme palsu dan bersikap berpura-pura.
Apa yang kita tampilkan selayaknya itu pula yang kita punya, memaksakan tampil gaya dengan kemampuan yang sebenarnya tidak seperti gaya di media sosial niscaya akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
4.No Drama
Mempunyai masalah merupakan hal yang lumrah, tetapi mempublikasikan masalah itu di media sosial akan menjadi masalah lainnya.
Saling sindir di media sosial atau melancarkan serangan-serangan verbal di media sosial merupakan hal yang buruk, karena masalah tidak akan selesai dengan kita mempostingnya di media sosial.
Bahkan, kita bakal dapat masalah lain, seperti ada yang kontra dengan kita atau minimal membuat orang tidak suka dengan kita karena kita ber-drama. Stop Drama dengan niat mencari perhatian.
5.Tidak semua orang peduli dan suka kita
Untuk poin ini, kita harus didasarkan pada perasaan dimana tidak semua orang peduli pada apa yang kita lakukan di media sosial.
Jangan terlalu menggantungkan perasaan kita pada seberapa banyak like atau komen yang kita dapat pada apa yang kita muat. Karena nantinya jika perasaan itu tidak dihilangkan media sosial akan menjadi obat penenang palsu buat kita.
Hati senang, hidup semangat ketika like banyak komen seru. Hidup suram dan hari menjadi buruk ketika tak ada yang begitu peduli pada media sosial kita. Hidup kita lebih besar dari pada media sosial.
6.Jangan Toxic
Media sosial memungkinkan kita berpendapat bebas tentang apapun. Namun, beretika seperti yang diajarkan orang tua dan guru-guru kita harus tetap menjadi pedoman.
Selain akan menimbulkan konflik, Toxic ketika bermedia sosial juga dapat mengantarkan kita ke jeruji besi dengan adanya UU ITE.***
Editor: denkur