Bersama Wakil Ketua MPR, Wirawati Catur Panca Perkuat Peran Perempuan dalam Sejarah dan Masa Depan

Jumat, 7 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Diharapkan diskusi ini akan semakin meningkatkan peran perempuan dalam menjaga dan membangun bangsa.

DARA | Memperingati Hari Perempuan Internasional, Wirawati Catur Panca bersama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) gelar Forum Diskusi Aktual, Berbangsa, dan Bernegara.

Bertajuk “Patriotisme Perempuan: Dulu, Kini, dan Nanti” untuk memperkuat peran perempuan dalam pembangunan bangsa.

Acara yang berlangsung di Gedung MPR itu dihadiri berbagai tokoh perempuan dan pemangku kepentingan yang berkomitmen untuk terus mengangkat peran perempuan dalam sejarah dan masa depan Indonesia.

Pia Feriasti Megananda, Ketua Wirawati Catur Panca dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya forum ini serta apresiasi kepada Wakil Ketua MPR, Ibu Dr Lestari Moerdijat, SS, MM, atas dukungan dan inisiatifnya dalam mendukung diskusi yang membahas kiprah perempuan dalam pembangunan bangsa.

“Kehadiran kita di Gedung MPR hari ini memberikan makna mendalam bagi diskusi ini, mengingat perjuangan bangsa yang harus terus dilanjutkan dengan melibatkan semua komponen masyarakat, termasuk perempuan sebagai bagian integral dari kemajuan tersebut,” ujar Pia Feriasti.

Pia berharap diskusi ini akan semakin meningkatkan peran perempuan dalam menjaga dan membangun bangsa akan semakin penting, dan bukan hanya agen perubahan, tetapi juga pemimpin yang membawa harapan baru bagi Indonesia.

Sementara itu, Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR RI menuturkan, perempuan telah mengisi lembar sejarah Indonesia sejak dulu. Banyak tokoh perempuan yang dianugerahi gelar pejuang nasional, seperti para pemimpin perempuan dari Aceh yang pernah memimpin dengan gagah berani.

Salah satu contoh terbaru adalah pengakuan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional pada tahun 2023. Ratu Kalinyamat, yang memimpin pada abad ke-15, memiliki visi maritim yang luar biasa dengan menyatukan para sultan dari Aceh dan membangun pertahanan laut Nusantara yang mampu menghadang invasi Portugis.

“Fakta sejarah mencatat bahwa pasukan Portugis gentar menghadapi armada laut Ratu Kalinyamat yang berjumlah ribuan orang, mirip dengan kapal induk dalam kekuatan modern. Sayangnya, setelah masa kolonial, bangsa Indonesia justru dilarang membangun kapal besar, padahal industri perkapalan saat itu berkembang pesat dengan peran signifikan dari Perempuan,” ujarnya.

Lestari juga mengatakan, kondisi perempuan masa kini yang masih menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai kesetaraan. Meskipun sejarah membuktikan bahwa perempuan memiliki kemampuan besar, banyak di antara mereka masih dihadapkan pada keterbatasan akses dan stereotip yang menghambat potensi mereka.

Meskipun konteks perjuangannya berbeda, semua pihak sepakat bahwa perempuan harus terus berperan aktif dalam pembangunan bangsa.

“Dari diskusi ini, diharapkan semakin banyak perempuan yang terinspirasi untuk mengambil peran dalam berbagai sektor, baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial. Kesetaraan bukan hanya cita-cita, tetapi sebuah perjuangan yang harus terus diperjuangkan bersama demi masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Jumat (7/3/2025).

Ketua Dewan Pers Dr. Ninik Rahayu mengatakan, Diskriminasi gender masih menjadi tantangan yang harus dihadapi di berbagai sektor, terutama di lingkungan kerja. Perempuan sering kali menjadi kelompok yang lebih rentan terhadap ketidakadilan dalam hal kesempatan kerja, penggajian, dan promosi.

Menurutnya, diskriminasi yang terjadi ini mencakup berbagai aspek, termasuk kesempatan kerja, penggajian, promosi, serta kondisi kerja. Seperti: Peluang Kerja yang Tidak Setara, Kesenjangan Upah (Gender Pay Gap), Hambatan dalam Promosi Jabatan, Pelecehan dan Kekerasan di Tempat Kerja, Ketidaksetaraan dalam Hak dan Fasilitas.

“Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk terus mendorong kebijakan yang lebih inklusif dan adil guna menciptakan lingkungan kerja yang setara bagi semua,” katanya.

Pandangan tak jauh berbeda diutarakan Nicky Clara, seorang Sosial Entrepreneur yang juga merupakan pemilik usaha fashion berbasis pemberdayaan disabilitas, menekankan bahwa perempuan dan penyandang disabilitas menghadapi tantangan berlipat.

Ia membuktikan bahwa perempuan dapat berkontribusi besar dalam ekonomi melalui model socio-entrepreneurship.

“Memberdayakan satu perempuan berarti memberdayakan satu keluarga. Namun, masih banyak kebijakan yang perlu diperbaiki agar perempuan, khususnya yang berkecimpung dalam UMKM, mendapatkan akses yang setara,” ujarnya.

Irine Hiraswari Gayatri, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyoroti bagaimana feminisme global mengalami dinamika yang berbeda di setiap wilayah. Di Indonesia, ada kemajuan, stagnasi, bahkan kemunduran dalam berbagai aspek.

“Perempuan masih dianggap sebagai pihak kedua dalam banyak sektor, termasuk dalam kepemimpinan politik dan ekonomi. Interpretasi budaya dan agama sering kali mempermanenkan ketimpangan ini, sehingga perjuangan perempuan masih Panjang,” tuturnya.

Diskusi “Patriotisme Perempuan: Dulu, Kini, dan Nanti” ditutup dengan pernytaan Wartawan Senior, Saur Hutabarat, menurut dia integritas berarti mengatakan apa adanya, konsisten, dan memiliki keselarasan antara kata dan perbuatan.

Perempuan Indonesia telah membuktikan bahwa mereka mampu berjuang dalam berbagai situasi. Kini, tantangannya adalah memastikan bahwa perjuangan ini terus berlanjut dengan dukungan kebijakan yang inklusif dan kesadaran kolektif untuk menghapus diskriminasi.

“Patriotisme perempuan bukan hanya soal mengangkat senjata, tetapi juga tentang bagaimana mereka berkontribusi dalam pembangunan bangsa di berbagai bidang. Dengan semangat yang sama seperti para pendahulu, perempuan masa kini harus terus maju, memastikan bahwa kesetaraan dan keadilan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari,” ujarnya.***

Editor: denkur

 

Berita Terkait

Tim PWI Tinjau Cepat Lokasi Rumah Subsidi Wartawan, Ketua Umum PWI Apresiasi Komitmen Pemerintah
Nyaman dan Aman: Solusi Praktis Pakaian Dalam Sekaligus Atasan bagi Pra Remaja dari UNIQLO
Putusan Sela PN Jakarta Pusat Tegaskan Hendry Ch Bangun Sah Ketum PWI
PWI Dukung Program Rumah Bersubsidi untuk Wartawan, Tak Ganggu Independensi Pers
KAI DAOP 5 Serap Ribuan Tenaga Kerja Kontrak
Diterpa Isu Pembekuan, PWI Jabar Tetap Solid Dukung KLB
Begini Respons Gubernur Jabar Terkait Rudapaksa di RSHS Bandung
Hujan Air Mata di Prosesi Pemakaman Sang Legenda Titiek Puspa
Berita ini 16 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 10:28 WIB

Tim PWI Tinjau Cepat Lokasi Rumah Subsidi Wartawan, Ketua Umum PWI Apresiasi Komitmen Pemerintah

Kamis, 17 April 2025 - 13:51 WIB

Putusan Sela PN Jakarta Pusat Tegaskan Hendry Ch Bangun Sah Ketum PWI

Rabu, 16 April 2025 - 19:17 WIB

PWI Dukung Program Rumah Bersubsidi untuk Wartawan, Tak Ganggu Independensi Pers

Rabu, 16 April 2025 - 14:17 WIB

KAI DAOP 5 Serap Ribuan Tenaga Kerja Kontrak

Minggu, 13 April 2025 - 05:35 WIB

Diterpa Isu Pembekuan, PWI Jabar Tetap Solid Dukung KLB

Berita Terbaru