DARA | BANDUNG – Jawa Barat memiliki infrastruktur yang akseptabel dan kini sedang mengembangkan sejumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk sektor industri atau pariwisata.
“Dengan adanya KEK, investor semakin tertarik untuk berinvestasi di Jabar karena ada sejumlah keuntungan dan kemudahan yang didapatkan, seperti izin,” kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memaparkan potensi investasi daerah ini saat menerima kunjungan Delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Oman, di Gedung Sate, Kota Bandung, kemarin.
Selain sektor industri dan pariwisata, lanjut dia, Jawa Barat memiliki potensi besar pada sektor perkebunan. Lahan yang subur menjadi fondasi untuk menghasilkan komoditas perkebunan, seperti kopi dan teh.
“Tropical fruits, semua buah -buahan ada di Jabar, produksi kopi terbaik dunia juga di Jabar. Kalau mau beli bisa kami bantu. Teh, kami juga mau ekspor, kalau boleh kami ingin buka Kafe Jawa Barat di Oman,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Emil memaparkan sejumlah program pembangunan Jawa Barat. Mulai dari fisik atau berkaitan dengan infrastruktur hingga program pengembangun karakter masyarakat.
“Saya punya konsep Jabar Juara Lahir Batin, menyeimbangkan urusan duniawi dengan spiritualitas. Kalau ada beasiswa dari Oman untuk mendukung program ini, bisa kita terima dengan baik,” katanya.
Ketua Kadin Oman, Ali bin Salem bin Saed Al-Hajri, menuturkan, banyak pengusaha Oman yang senang melakukan aktivitas bisnis di Indonesia, salah satunya Jawa Barat. Menurut Al-Hajri, jumlah wisatawan Oman di Indonesia mencapai 26 ribu, karena Indonesia memiliki keindahan alam yang luar biasa.
“Keramahan masyarakat Indonesia menjadi daya tarik bagi wisatawan Oman,” ujar dia.
Al-Hajri juga memaparkan sejumlah potensi yang dimiliki Oman di berbagai sektor, seperti migas, pariwisata, pertanian, dan logistik. Untuk sektor Migas, Oman memiliki cadangan SDA yang melimpah.
Di sektor industri, Oman memiliki empat areal industri besar yang dekat dengan pelabuhan terbesa di dunia, yakni Port of Duqm. Untuk perkebunan kurma, Oman memiliki empat juta pohon kurma.
“Lalu, ada enam juta pohon lain yang dimiliki swasta dan pribadi. Lalu, ada 14 jenis kurma yang memiliki rasa dan kualitas berbeda,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan