Semua masjid di Kota Bandung diharapkan menggelar shalat Idul Fitri, sehingga dapat memecah konsentrasi jemaah yang biasa melaksanakan ibadah tersebut di lapangan atau masjid besar.
DARA – Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan ini upaya desentralisasi pelaksanaan shalat Ied, sehingga bisa meminimalisir terjadinya kerumunan.
“Hasil rapat ini yang krusial pertama tentang lebaran. Tadi dibahas dan disepakti, Idul Fitri dilaksanakan dengan konsep desentralisasi. Artinya semakin menyebar semakin baik. Karena jumlah jemaah yang ikut dalam Shalat Id akan semakin sedikit,” ujarnya, usai rapat terbatas Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Bandung di Balai Kota Bandung, Senin (10/5/2021).
Oded menerangkan, biasanya pelaksanaan shalat dilakukan di masjid atau lapangan dengan daya tampung besar agar dapat menghimpun jemaah dari beberapa masjid, sehingga jumlah jemaahnya pun akan banyak.
Namun tahun ini, Oded berharap setiap masjid, termasuk yang berkapasitas kecil dan biasanya tidak mengadakan Shalat Id, untuk menggelarnya. Bahkan sebisa mungkin Shalat Id dilaksanakan hingga ke tingkat RT atau RW.
“Di Kota Bandung ada sekitar 4.000 masjid. Biasanya Shalat Id gabungan beberapa masjid di satu tempat. Sekarang, kebijakan kita didesentralisasi. Kalau pendekatannya RT, itu ada 9.000an. Itu lebih baik,” ujarnya.
Meski mengizinkan menggelar Shalat Id berjamaah, Oded tetap mengingatkan agar setiap masjid memersiapkannya dengan matang. Termasuk berkoordinasi dengan satuan tugas penanganan Covid-19 di wilayah masing-masing.
“Nanti tetap harus diadakan simulasi dulu. Berkoordinasi juga dengan Satgas di level kewilayahan,” tegasnya.
Sedangkan untuk malam takbiran, Oded mengimbau masyarakat tidak tidak melaksanakan takbir keliling. Sementara, untuk pembagian zakat, Oded mengimbau agar panitia pengelola zakat mendistribusikannya secara langsung dan lebih awal.
“Tentang pembagian zakat fitrah, biasanya bertumpuk kerumunan karena dibagikan langsung. Maka zakat fitrah sudah bisa dibagikan sebelumnya dengan harapan tidak terjadi kerumunan. Bahkan mekanismenya oleh petugas diantarkan masing-masing,” ujarnya.
Guna mengantisipasi peningkatan aktivitas ziarah kubur pasca Shalat Id, Oded juga sudah menugaskan para camat yang wilayahnya terdapat tempat pemakaman umum (TPU) agar membuat tim khusus.
Tim ini akan bertugas pengendalian masyarakat yang beraktivitas di TPU. Dia pun mengingatkan agar protokol kesehatan ketat harus diterapkan secara di sekitar TPU.
Tak lupa juga skema pengaturan lalu lintas di wilayah sekitar TPU harus dikondisikan agar tidak terjadi kepadatan lantaran pengunjung datang secara berbarengan.
“Ziarah kubur juga yang sering berpotensi menimbulkan kerumunan orang banyak. Tadi kita meminta kepada semua aparat kewilayahan yang memiliki TPU untuk melaksanakan pengetatan pengawasan terhadap orang yang akan ziarah,” pungkasnya.***
Editor: denkur