Bincang Sejenak dengan Tukang Jahit, Kokom Tak Terpengaruh Menjamurnya Toko Pakaian

Kamis, 23 Januari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kokom Komasih sudah delapan tahun jadi tukang jahit pakaian (Foto: dela/dinda)

Kokom Komasih sudah delapan tahun jadi tukang jahit pakaian (Foto: dela/dinda)

Di zaman multimodern saat ini, bagaimana nasib tukang jahit pakaian? Ternyata memang tak secerah tempo dulu. Kegandrungan orang membeli pakaian jadi di butik-butik dan toko pakaian adalah penyebab makin sepinya omzet jasa jahit pakaian saat ini.


DARA | BANDUNG – Di zaman kekinian, orang pinginnya praktis, tak mau ribet, termasuk soal pakaian. Kebanyakan orang memilih untuk membeli pakaian ke butik-butik atau toko pakaian. Bahkan, banyak juga yang menginginkan desain baju sesuai keinginan sendiri, lalu dijahit oleh tukang jahit.

Kokom Komasih (50) seorang tukang jahit di Sindangpalay, Kabupaten Bandung menceritakan perjalanan karirnya. Ia memiliki jasa menjahit pakaian sudah hampir delapan tahun. Melayani jasa jahit berbagai jenis pakaian mulai pakaian gamis, pakaian untuk ke acara acara resmi, gaun, dan beberapa jenis pakaian lainnya.

Upah jasa jahit, kata Kokom, hanya sekitar Rp.40.000 per stel baju. Namun, terkadang pemesan memberi upah di bawah harga itu. “Pendapatan mah, saya mah semampunya orang yang pengen dibikinin baju, istilahnya nggak dipatok” ujar Kokom, Rabu (22/01/2020).

Kokom juga mengakui, menjahit itu karena hobi, jadi meski pendapatan kecil tetap saja bahagia. “Kebahagiaan saya adalah ketika baju yang saya jahit selesai dan cocok dengan keinginan pemesan,” ujarnya.

Kokom terkadang dibantu saudaranya jika pesanan sedang banyak. Kokom mempunyai tiga mesin jahit dan itu adalah hasil dari pelayanan jasa menjahit selama ini.

Biasanya Kokom menerima pesanan hampir 10 setel baju. Terkadang jika staminanya kuat satu hari bisa beres sampai lima setel baju. Baju gamis tidak terlalu susah untuk dijahit. Setiap minggu hampir selalu saja ada orang yang memesan dengan cara memberi kain kemudian dijahit sesuai selera pemesan.

“Saya sendiri tidak tahu kenapa banyak di daerah luar yang memilih saya untuk menjahit pakainnya,” kata Kokom.

Kokom juga mengatakan, tidak terpengaruh dengan menjamurnya toko pakaian. “Rejeki itu sudah diatur Allah,” ujarnya seraya menambahkan, jika ada orang yang ingin belajar menjahit, merasa senang. Ia bersedia mengajarinya.

“Ilmu itu lebih bermanfaat jika dibagikan kepada orang lain,” begitulah sepenggal kata dari Kokom.***

Wartawan (Job): Adinda Rohimah – Dela Fatimah Azzahra | Editor: denkur

Berita Terkait

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen
Prakiraan Cuaca Bandung, Senin 16 Desember 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Senin 16 Desember 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Senin 16 Desember 2024
Prakiraan Cuaca Bandung, Minggu 18 Desember 2024
Prakiraan Cuaca Bandung, Sabtu 14 Desember 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Sabtu 14 Desember 2024
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Sabtu 14 Desember 2024
Berita ini 19 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 16:16 WIB

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Desember 2024 - 06:25 WIB

Prakiraan Cuaca Bandung, Senin 16 Desember 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 06:16 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Senin 16 Desember 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 06:13 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Senin 16 Desember 2024

Minggu, 15 Desember 2024 - 07:06 WIB

Prakiraan Cuaca Bandung, Minggu 18 Desember 2024

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB