DARA | BANDUNG — Balai Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia (BLK PMI) Disnakertrans Jabar menggandeng Bank BJB dalam pembiayaan tenaga kerja ke luar negeri. Setelah dilatih dan dipastikan bekerja ke luar negeri, calon tenaga migran bisa mendapat bantuan pembiayaan dari Bank BJB, melalui program KUR (Kredit Usaha Rakyat) PMI.
“Setelah dilatih dan siap bekerja ke luar negeri, para calon pekerja migran akan mendapatkan bantuan pembiayaan untuk keberangkatan,” kata Kepala BLK PMI, Teguh Kasbudi, seusai rapat koordinasi stakeholders di Bandung, kemarin.
Ia mengatakan, setiap tahun lebih dari 50 000 tenaga kerja migran dari Jawa Barat diberangkatkan ke luar negeri. Terakhir, BLK PMI memberangkatkan 55.763 pekerja migran ke berbagai negara, di antaranya Jepang, Korea, dan Singapura.
Peserta pelatihan, lanjut dia, wajib memiliki rekening BJB untuk kepentingan bantuan pembiayaan tersebut. Tak hanya itu, setiap pembayaran honor atau yang lainnya dilakukan secara noncash melalui rekening bank milik Pemprov Jabar tersebut.
Sementara itu, Grup Head Remitance Bank BJB, Shinta Mustika Rina, kepada wartawan menyebutkan, pihaknya siap menyalurkan KUR PMI. Namun secara teknis masih menunggu surat edaran Menteri Koordinator Perekonomian.
“Kemungkinan kita akan melayani KUR PMI ini dalam tiga bulan ke depan,” kata Shinta.
Bank BJB kini sedang menyiapkan sistemnya, yang teritegrasi dengan data pekerja migran dan yang lainnya. Layanan pinjaman ini, menurut dia, diberikan sekali kepada pekerja migran dengan bunga 7%.
“Syaratnya yang bersangkutan harus memiliki job order. Sedangkan besaran platform-nya tergantung negara mana yang dituju,” ujar Shinta.
Ia mencontohkan, untuk bekerja di Jepang diperkirakan memberikan pinjaman antara Rp30 juta-Rp40 juta. Dana ini akan dikembalikan melalui potong gaji, bekerja sama Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3PMI).
Program kerja sama dengan Bank BJB tersebut digagas Kadisnakertrans Jawa Barat, M. Ade Afriandi. Layanan pinjaman ini dilatarbelakangi situasi kesulitan mayoritas calon pekerja migran Jawa Barat yg tdk memiliki dana untuk proses persiapan administrasi melakukan migrasi.
“Inilah yang menyebabkan rendahnya animo masyarakat Jabar berangkat ke luar negeri utk bekerja,” ujar Ade.
Karena itu, Disnakertrans Jawa Barat berupaya mengurangi hambatan-hambatan migrasi, sambil membangun sistem perlindungan yang baik. “Ini menjadi bagian dari hasil studi Disnakertrans Jabar ke Philippines beberapa waktu yg lalu,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawa