DARA | JAKARTA – Deputi Bidang Meteorologi BMKG menggelar Diskusi Manajemen Early Warning System Penanggulangan Bencana Alam di Gedung Manggala Wana Bakti Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, menjelang akhir pekan kemarin. Diskusi digelar sebagai upaya meningkatkan manajemen early warning system terhadap bencana yang terjadi saat ini di Indonesia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, RM Prabowo MSc, memaparkan, BMKG mendukung adanya Manajemen Early Warning System Penanggulangan Bencana Alam. Salah satu bentuk dukungannya, selama ini BMKG terus memberikan update informasi perkembangan kondisi cuaca 2018/2019 untuk mengantisipasi bencana yang akan datang.
“Secara khusus untuk wilayah Indonesia yang akan memasuki pergantian musim hujan ke musim kering,” katanya.
Sementara bentuk dukungan dari BNPB terhadap kegiatan ini, pihaknya akan membangun lingkup konsep MHEWS (Multi Hazard Early Warning System) yang mencakup konsep dalam mendeteksi, menganalisis, diseminasi, serta kesigapan masyarakat. Rencana induk MHEWS akan memasukan kementerian/lembaga stakeholder yang berperan dalam penanggulangan bencana.
Tak ketinggalan BPPT hadir dengan inovasi teknologi instrumentasi kebencanaan yang dimilikinya untuk mendukung memberikan peringatan dini kepada wilayah yang rentan terjadinya bencana seperti alat LEWS, Pilot Plant EQ Ready Building, FEWS, dan Sistem Peringata Dini KARHUTLA.
Dari kegiatan ini diharapkan para stakeholder terkait dapat bekerja sama dan saling memberikan dukungan dalam memanajemen sistem peringatan dini penanggulangan bencana di Indonesia. Hadir dalam kegiatan itu, Menteri KLHK, Dr Siti Nurbaya Abubakar; Sekretaris Utama BNPB, Ir Dodi Ruswandi MSCE, dan Direktur Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana BPPT, Eko Widi Santoso Msi.***