DARA | BANDUNG – BNPB menggelar Festival Kopi dan Coklat 2019 di Kota Bandung, 22 – 25 Agustus 2019. Berbagai jenis kopi arabika, robusta, dan liberika akan dihadirkan dari berbagai daerah pascabencana dan rawan bencana.
“Kegiatan ini bagian dari promosi untuk meningkatkan ekonomi sosial masyarakat pasca bencana,” tulis Humas BNPB, melalui bnpb.go.id, kemarin.
Kopi yang dihadirkan antara lain berasal dari Lingkar Gunung Sinabung Kabupaten Karo, Lahan Gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang. Juga dari daerah Dieng dan Kalibening Kabupaten Banjarnegara, Kintamani Kabupaten Bangli, Bayan Kabupaten Lombok Utara, Sajang Sembalun Gunung Rinjani Lombok Timur, dan Kalosi Enrekang.
Ada juga produk lain berupa makanan ringan dari Kabupaten Bangkalan, makanan olahan tepung mocaf dari Sumedang, olahan coklat dari Lombok NTB, teh kayu Sepang dari Sumbawa Nusa Tenggara Barat, serta kerajinan kulit kayu dan noken dari Sentani Jayapura-Papua. “Kegiatan ini dimotori oleh Direktorat Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi BNPB,” masih dalam rilis Humas BNPB.
Disebutkan, BNPB berkomitmen melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi ekonomi masyarakat setelah diterpa bencana. Salah satunya dalam dukungan pemasaran bagi kelompok-kelompok usaha yang terdampak bencana.
“Setelah Festival Kopi dan Coklat di Bandung, pameran dengan tema yang berbeda akan berlangsung di Batam, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta,” katanya, dan menambahkan, melalui pameran ini, kelompok-kelompok usaha dari daerah pascabencana akan semakin terbuka akses pemasarannya dan perekonomian menjadi semakin pulih.***
Editor: Ayi Kusmawan