DARA | BANDUNG – Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bandung, Yanto Setianto mengaku prihatin dengan adanya bongkar pasang trotoar di sepanjang Jalan Terusan Al Fathu, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, untuk proyek pipanisasi Perumda Air Minum Tirta Raharja.
Menurut Yanto, bongkar pasang trotoar tersebut dinilai kurangnya koordinasi antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Bandung. Sehingga, hal itu menyebabkan pembengkakan anggaran.
“Ini akibat kurangnya koordinasi. Saya pastikan ini yang terkahir kali terjadi di Kabupaten Bandung,” kata Yanto saat ditemui di Soreang, Senin (2/3/2020).
Menurut Yanto, apa yang terlah dilakukan oleh Perumda Air Minum Kerta Raharja tersebut dikhawatirkan merusak trotoar. Meskipun nantinya, trotoar yang telah dibongkar itu kondisinya tidak akan seperti semula.
“Takutnya nanti saat dibangun ulang kualitas trotoarnya yang sudah dibangun oleh Dinas PUTR tidak seperti semula lagi,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya akan segera meminta OPD dan BUMD yang memiliki program untuk segera diekspos. Sehingga, waktu pelaksanaan program antara OPD dan BUMD yang jadwalnya bersamaan bisa dikoordinasikan.
“Jadi tidak ada lagi nanti setelah pembangungan, eh pas selesai dibongkar lagi untuk kepentingan yang lain,” ujarnya.
Kendati demikian, permasalahan bongkar pasang tersebut hanya masalah koordinasi saja. Intinya, OPD dan BUMD memiliki niatan yang baik, yakni sama-sama ingin membangun.
“Hanya masalah koordinasi saja. Makanya kami akan dorong antar OPD dan BUMD untuk saling koordinasi. Jadi jangan saat menjalankan program malah tabrakan. Kalau di ekspose programnya, kan bisa lebih enak koordinasinya,” imbaunya.
Bongkar pasang trotoar untuk proyek pipanisasi tersebut, memang sudah terlanjur dilakukan. Namun, Yanto meminta agar Perumda Air Minum Tirta Raharja bisa mengembalikan trotoar seperti semula saat dibangun oleh Dinas PUTR.
“Ya walaupun butuh dana lebih, mau tidak mau trotoar harus kembali seperti semula dengan kualitas seperti semula. Memang cost-nya lebih tinggi kalau pengerjaannya membongkar yang sudah jadi. Tapi itu harus dilakukan,” katanya.***