DARA | CIANJUR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terus mencari solusi untuk menangani kekeringan di wilayah itu. Salah satunya, mencari cara untuk menyalurkan pasokan air yang lebih cepat dan efisien.
“Kita ingin mengubah cara penyaluran air bersih. Karena itu, kita telah berkoordinasi dengan Perumdam Tirta Mukti untuk membatu pendistribusian air bersih, terutama ke wilayah terdampak kekeringan,” kata Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Dodi Permadi, kepada wartawan, Selasa (16/7/2019).
BPBD Kabupaten Cianjur, lanjut Dodi, siap membangun toren air jika memungkinkan. Dia menilai, upaya tersebut lebih efektif dibandingkan harus menyalurkan air menggunakan jerigen satu ke jerigen lainnya.
Doddy mengaku, cara itu ditempuh untuk menghindari persoalan yang sama seperti tahun lalu. Di sebelas kecamatan, masalah kekeringan tidak terselesaikan karena keterbatasan fasilitas dan cara penyaluran bantuan yang kurang efektif.
“Pokoknya kita terus melakukan pemetaan, cek lapangan dan mempelajari demografinya. Supaya bisa memberikan bantuan sesuai kebutuhan di lokasi,” ujarnya.
Sebelumnya, kekeringan melanda Kecamatan Agrabinta. Ada 2.000 hektare sawah yang kering.
“Jumlah itu, dari total 3.400 lahan yang mengering. Selain di sana, di Cijati dan kecamatan lainnya juga ada dampaknya. Ini bencana yang merata,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Hortikultura Cianjur, Mamad Nano.
Ia menjelaskan, lahan di kawasan selatan sangat terdampak karena minimnya jaringan irigasi. Mamad mengatakan, saat ini ada 1941 hektare sawah yang terancam puso.
“Kondisi yang terjadi bisa terus meluas mengingat musim kemarau yang diprediksi masih akan berlangsung,” katanya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan