DARA | JAKARTA – Sebanyak 17,5 juta nama di daftar pemilih tetap (DPT) dinilai tidak wajar. Sudah dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) oleh Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN)Prabowo-Sandiaga.
Hashim mengatakan maksud data yang dianggap tak wajar, misalnya orang yang lahir pada tanggal 1 Juli secara akumulasi mencapai 9,8 juta, tetapi pada hari lainnya seperti 2 Juli datanya hanya 520 ribu sehingga itu dianggap tak wajar.
“Pada hari-hari lain rata-rata yang lahir 520 ribu orang ya, terus tiba-tiba tanggal 1 Juli 9,8 juta, tanggal 2 Juli 520 ribu dan ini kan kita anggap nggak wajar,” ujarnya.
Ada tiga tanggal kelahiran yang dianggap tak wajar oleh Hashim, pertama 1 Juli sebanyak 9,8 juta, tanggal 31 Desember sebanyak 5,3 juta, dan 1 Januari 2,3 juta. Dia menambahkan, BPN dan KPU akan melakukan pengecekan DPT bersamaan ke daerah terkait temuan DPT janggal tersebut.
“So, ini yang kami sampaikan dan kami berbahagia dari KPU ada tanggapan cukup positif ya, nanti kami akan diberikan waktu untuk mengadakan bukan coklit, tapi pengecekan lapangan bersama secara random kita akan cek beberapa hal nanti kami akan laporkan lagi kepada kawan-kawan media,” ujarnya dilansir detikcom.
Juru debat BPN Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza Patria mengatakan, ada data lebih dari 300 ribu orang yang berumur diatas 90 tahun. Kemudian ada yang berumur di bawah 17 tahun sampai 20.475 ada di DPT. Riza mengapresiasi KPU terbuka dan merespons baik pertemuan tersebut.***
Editor: denkur