DARA | CIANJUR – Bergulirnya program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) dipastikan berdampak pada menurunnya kualitas stok beras di sejumlah gudang Bulog Subdivre Cianjur, Jawa Barat. Pasalnya, hampir 3 bulan terakhir, stok beras yang ada belum kunjung disalurkan.
“Kalau terlalu lama disimpan, secara otomatis kualitasnya akan semakin menurun,” terang Kepala Bulog Subdivre Cianjur, Agus Siswantoro, kepada wartawan, Selasa (9/7/2019).
Stok beras yang ada di gudang Bulog Subdivre Cianjur hingga saat ini sebanyak 12.026,730 ton. Stok tersebut berada di empat gudang tersebar di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Bogor.
Di gudang Bojongherang Kabupaten Cianjur tersedia sebanyak 2.141,762 ton, di gudang Bojong Kabupaten Cianjur 2.014,339 ton, di gudang Pasirhalang Kabupaten Sukabumi terdapat 3.423,692 ton, dan di gudang Dramaga Kota Bogor terdapat 4.446,937 ton.
“Hingga saat ini kita masih tetap melaksanakan pengadaan beras dari mitra petani yang ada di wilayah Bulog Subdivre Cianjur. Persediaan yang ada saat ini merupakan pengadaan yang sudah dilakukan sejak Maret atau April lalu,” ujarnya.
Agus menuturkan belum mengetahui persis rencana penyaluran stok beras tersebut. Bulog Subdivre Cianjur lebih bersifat pasif karena menunggu instruksi selanjutnya dari pusat.
“Teknis penyalurannya masih menunggu instruksi dari pusat. Jadi belum tahu stok beras yang tersedia untuk apa, apakah untuk operasi pasar atau penugasan-penugasan lain. Belum ada instruksi lebih lanjut,” katanya.
Agus menuturkan, saat ini sudah memasuki musim kemarau, tak terlalu berdampak signifikan terhadap pengadaan beras dari mitra petani. Namun ia belum bisa memperkirakan 1 atau 2 bulan ke depan.
“Kalau sejauh ini pengadaan beras masih berjalan normal. Meskipun sudah kemarau, tapi tidak terjadi penurunan volume beras yang kita serap. Tapi enggak tahu 1 atau 2 bulan ke depan,” ujarya.
Apalagi, lanjut dia, luas lahan tanam yang siap dipanen di Jawa Barat pada umumnya dan di wilayah Bulog Subdivre Cianjur masih cukup luas. Sehingga, pengadaan beras yang akan diserap Bulog diprediksi masih cukup banyak.
“Kelihatannya di Jawa Barat masih cukup luas,” katanya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan