Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kembali menggelar kegiatan kebahasaan dan kesastraan pada setiap bulan Oktober, yaitu Bulan Bahasa dan Sastra.
Kegiatan ini tidak hanya untuk memperingati Sumpah Pemuda, mengembangkan dan membina bahasa dan sastra Indonesia, tetapi juga memelihara semangat dan meningkatkan peran masyarakat luas dalam pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, E. Aminudin Aziz, menyampaikan ajakan kepada masyarakat Indonesia. “Mari kita sambut perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2021,” ajaknya dalam acara Silaturahmi Merdeka Belajar Episode ke-10 yang digelar secara virtual, Kamis lalu (7/10/2021).
Meskipun pandemi Covid-19 masih melanda dunia, kata Aminudin, perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini dilakukan secara daring dengan mengusung tema “Berbahasa Sehat, Indonesia Tangguh”.
Menurutnya, tema ini berkaitan erat dengan kondisi Indonesia selama dua tahun terakhir pada masa pandemi Covid-19. “Kita mendukung kebijakan pemerintah untuk segera mencapai kesehatan masyarakat Indonesia secara sempurna. Berbahasa yang sehat akan mendukung Indonesia tangguh sesuai dengan semangat peringatan kemerdekaan kita tahun ini,” ujarnya, seperti dikutip dara laman resmi kemendikbud, Kamis (28/10/2021).
Selain itu, ia menambahkan, berbahasa sehat juga mengacu pada antisipasi maraknya penggunaan bahasa di media sosial yang berpotensi menimbulkan konflik.
Senada dengan itu, Muh Abdul Khak, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek menyampaikan, butir ketiga Sumpah Pemuda, yaitu menjunjung bahasa persatuan dan bahasa Indonesia, dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ruang-ruang pertemuan atau di dalam kondisi yang formal kita akan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama. Selain itu, di ruang-ruang publik seperti pada papan informasi juga diutamakan penggunaan bahasa Indonesia.
“Itu bagian dari upaya kita menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Artinya, diutamakan bahasa Indonesia. Jika kita menuliskan informasi dalam dua bahasa, bahasa Indonesia harus diletakkan di atas bahasa yang lain,” tutur Abdul Khak.
Lebih lanjut disampaikan Abdul Khak, ada dua catatan yang bisa diambil dari tema perayaan Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini. Pertama, dalam kondisi pandemi saat ini kita harus tetap bergandeng tangan untuk menjaga kesehatan bersama. Kedua, kita juga harus menjaga penggunaan bahasa kita di media sosial. Caci maki atau perundungan kita hindari dan semua sikap dapat kita lakukan dengan berbahasa sehat. Harapannya tentu kita akan bersatu sehingga ujungnya adalah Indonesia menjadi tangguh,” jelasnya.
Bulan Bahasa juga menjadi sebuah momen di dunia kreativitas dan seni. Jubing Kristianto, musisi yang menjadi juri dalam Festival Digital Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional mengapresiasi perayaan Bulan Bahasa dan Sastra.
Baginya, acara yang paling menonjol salah satunya adalah Lomba Musikalisasi Puisi. “Ini memang sudah dinanti-nanti oleh komunitas musik atau komunitas sastra Indonesia, ini sangat menarik,” ujarnya penuh semangat.
Disampaikan Jubing, upaya yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sangat bagus karena sudah mencakup segala macam aspek, mulai dari pelatihan, pendidikan, sampai ke lomba, sampai ada pemilihan duta bahasa. Baginya, hal itu sangat positif sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya para seniman.
“Kita harus jaga bahasa pemersatu ini. Itu akan terus kita pelihara. Lagu atau musik pun bisa menjadi salah satu alat untuk merekatkan bangsa,” tutur seniman yang juga pemain gitaris klasik tersebut.
Selanjutnya, Fani Salsasbila, Duta Bahasa DKI Jakarta juga menyambut baik Bulan Bahasa. Sebagai generasi muda yang diamanatkan menjadi Duta Bahasa, Fani akan memberikan informasi terkait dengan kebahasaan atau kesusastraan kepada keluarga, teman, ataupun pengikut di media sosial.
Selain itu, ia juga berkolaborasi dengan beberapa kedutaan besar di Indonesia untuk menanamkan dan memberikan sikap positif berbahasa sesuai dengan trigatra bangun bahasa, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.
Di lingkungan sekolah, kesadaran akan bahasa Indonesia juga telah diimplementasikan. Rania Jasmine Faradiba, ketua OSIS SMA Labschool Kebayoran, Jakarta, mengungkapkan bahwa sekolahnya selalu menanamkan nilai-nilai keberagaman bangsa Indonesia sebagai negara multikultural dan multilingual.
Menurutnya, dalam merayakan Bulan Bahasa, pihak sekolah bersama OSIS berinisiatif membentuk ajang perlombaan daring seperti lomba cipta esai, cipta komik digital, baca puisi, reportase, debat bahasa Indonesia, dan mendongeng.
Tahun ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa baik di pusat maupun di balai dan kantor bahasa yang ada di 30 provinsi menyelenggarakan berbagai jenis kegiatan dalam rangka perayaan Bulan Bahasa dan Sastra. Kegiatan tersebut berupa gerakan, penghargaan, perlombaan, bincang-bincang, seminar dan webinar, serta acara puncaknya direncanakan akan dihadiri Mendikbudristek pada 28 Oktober 2021.
Masyarakat dapat melihat informasi lengkap dari kegiatan-kegiatan tersebut di laman dan media sosial Badan Bahasa dan juga di balai atau kantor bahasa.
“Kami mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut serta merayakan Bulan Bahasa dan Sastra dengan caranya masing-masing sesuai dengan kondisi wilayah dan lingkungannya,” pesan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek.***
Editor: denkur