“Nantinya di setiap kecamatan ada rumah komoditi untuk memasarkan hasil produksi pertanian di setiap daerah yang dihasilkan masyarakat,” katanya.
DARA| Bupati Bandung Dr. HM. Dadang Supriatna menemui warga yang memohon pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, Sabtu (12/8/2023).
Penyerhan NIB oleh Bupati Bandung tersebut difasilitasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kab. Bandung serta pemerintahan Desa Tarumajaya.
Di hadapan masyarakat Desa Tarumajaya, Dadang Supriatna didampingi Kepala DPMPTSP Kabupaten Bandung Ben Indra mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung sudah melayani lebih dari 60.000 NIB yang dimohon oleh masyarakat Kabupaten Bandung.
“Memiliki NIB adalah wajib bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Bandung. Pemkab Bandung sudah mengeluarkan 60.000 NIB lebih. Ini menunjukkan kegiatan usaha di Kabupaten Bandung bertambah, dan Pemkab Bandung pada tahun 2023 ini mentargetkan menciptakan 35.000 usaha baru atau UMKM di Kabupaten Bandung,” kata Bupati Dadang Supriatna.
Dalam diskusinya dengan warga penerima NIB, Bupati Bandung pun memaparkan tentang program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan.
“Bagi mereka yang belum mendapatkan pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan, kebetulan saat ini ada dari BPR Kerta Raharja, sehingga bisa langsung mengajukan permohonan pinjaman tersebut untuk modal usaha. Pinjaman ini tanpa bunga dan tanpa jaminan. Masing-masing pemohon bisa mendapatkan pinjaman antara Rp 2 juta sampai Rp 5 juta,” kata Dadang Supriatna.
Bupati Bandung juga menyebutkan bahwa Pemkab Bandung menyiapkan anggaran Rp 70 miliar untuk pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan itu.
“Ibu-ibu tak perlu bayar bunga. Setiap bulannya cukup setor pokoknya saja. Bunganya disubsidi oleh Pemkab Bandung,” katanya.
Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna mengatakan, jika warga sudah mengalami peningkatan dalam mengembangkan usahanya, pinjamannya bisa ditingkatkan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan nilai pinjaman mencapai Rp 100 juta sampai Rp 500 juta.
Dalam kesempatan itu pula Kang DS juga menyemangati masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya.
“Boleh ada keberanian, tapi tanpa dibarengi dengan ilmunya jangan. Jika kita dagang pisang, fokus saja dagang pisang. Dagang seblak, fokus saja dagang seblak. Jangan gengsi,” katanya.
Kang DS mengatakan bahwa Kertasari merupakan kawasan wisata. Oleh karena itu dirinya akan mendorong para wisatawan domestik untuk datang ke Kertasari.
“Warga Kertasari untuk menyediakan sesuatu yang natural di Kecamatan Kertasari. Misalnya di Kertasari ciri khasnya keripik kentang, ya siapkan makanan tersebut. Kalau di sini ada perkebunan teh, berarti kita menyiapkan tehnya. Selain itu menyiapkan kopi, sayur-mayur dan ciri khas lainnya di Kertasari,” katanya.
Ia juga berusaha nantinya untuk melaksanakan launching creative hub untuk mengakomodir hasil pertanian di daerah pedesaan.
“Nantinya di setiap kecamatan ada rumah komoditi untuk memasarkan hasil produksi pertanian di setiap daerah yang dihasilkan masyarakat,” katanya.
Kang DS juga mensosialisasikan percepatan pelayanan administrasi kependudukan, di antaranya pelayanan akta kelahiran.
“Ibu-ibu yang melahirkan anaknya, tidak perlu lagi mengurus pembuatan akta kelahiran ke Soreang. Cukup dibuat di desa karena ada mesin ADM (Anjungan Dukcapil Mandiri). Di Kecamatan Kertasari, ada di Desa Cibeureum dan Desa Neglawangi. Tidak ada pungutan sepeserpun, semua gratis,” katanya.
Usai menemui warga di Desa Tarumajaya, Kang DS meninjau lokasi TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) bantuan dari Telkom di Desa Tarumajaya. Selanjutnya menemui warga di Desa Cibeureum serta meresmikan bank sampah Warisan Alam di Desa Sukapura Kecamatan Kertasari dan beberapa kegiatan lainnya.
Editor : Maji