Bupati bersikukuh menggulirkan program pinjaman bergulir tanpa bunga dengan sasaran para pelaku UMKM atau warungan itu, untuk mencegah maraknya bank emok di Kabupaten Bandung.
DARA – Bupati Bandung HM Dadang Supriatna terlihat kaget saat mendengar ada warga yang belum tahu program pinjaman dana bergulir tanpa bunga saat melaksanakan program Bunga Desa (Bupati Ngamumule Desa) di GOR Desa Cikoneng Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, Rabu (25/5/2022).
“Ini program serius. Camat dan Kades (Kepala Desa) harus mensosialisasikannya kepada masyarakat,” kata Bupati Dadang Supriatna di hadapan masyarakat dan jajaran Perangkat Daerah Kabupaten Bandung pada kegiatan saba desa tersebut.
Bupati Dadang Supriatna menandaskan, pihaknya menggulirkan salah satu program unggulan untuk mewujudkan visi misi Bandung Bedas itu, dengan sasaran untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat setelah melewati masa pandemi.
“Ekonomi mikro ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi,” ujar Kang DS, begitu Dadang Supriatna biasa dipanggil sambil mengenakan peci hitam dan sorban hijau tersebut.
Kang DS menegaskan, warga yang ingin mendapatkan pinjaman dana bergulir tanpa bunga itu, khususnya para pelaku usaha bisa mengusulkannya ke BPR Kerta Raharja dan Bank BJB. Ke dua bank itu, katanya, Pemkab Bandung sudah mengucurkan anggaran sebesar Rp 40 miliar.
“Saya merasa yakin dan optimis, dengan adanya program ini (pinjaman bergulir tanpa bunga) akan menambah kesempatan membuka lapangan kerja. Sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Kang DS.
Bupati bersikukuh menggulirkan program pinjaman bergulir tanpa bunga dengan sasaran para pelaku UMKM atau warungan itu, untuk mencegah maraknya bank emok di Kabupaten Bandung.
“Adanya pinjaman bergulir tanpa bunga ini, karena adanya bank emok yang merajalela di Kabupaten Bandung. Supaya masyarakat tidak terjerat bank emok,” katanya.
Tak hanya berbicara pinjaman dana bergulir tanpa bunga, Kang DS pun terus memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya generasi muda untuk semangat mengaji. Untuk itu, Bupati mewakili para orang tua yang memiliki anak menitipkan kepada para ustadz/ustadzah untuk mengajarkan anak-anak mengaji atau membaca Alquran. Sebenarnya, kewajiban mengajarkan mengaji kepada anak-anak itu adalah tanggungjawab orang tuanya.
“Mengingat semua pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya. Kita harus saling mengingatkan di jalan kebaikan. Untuk memberikan manfaat bagi semua. Kita harus memberikan manfaat bagi orang lain,” ungkapnya.
Kang DS menyebutkan program insentif guru ngaji sudah berjalan. Pada tahun 2022 ini, imbuhnya, Pemkab Bandung sudah menganggarkan uang insentif untuk 17.000 orang guru ngaji dengan anggaran Rp 109 miliar.
“Uang insentif guru ngaji itu ditransfer ke masing-masing rekening guru ngaji, selain memfasilitasi pelayanan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan,” katanya.
Menurutnya, pelayanan BPJS Kesehatan untuk guru ngaji itu, selain untuk suami istri, juga ditambah untuk dua anak. Begitu juga dengan BPJS Ketenagakerjaan, katanya, ada jaminan kematian sebesar Rp 42 juta/orang.
“Saya sebagai Bupati ingin memuliakan guru ngaji. Keinginan saya itu, saat saya berusia 24 tahun menjadi Kepala Desa Tegalluar,” ungkapnya.
Di hadapan masyarakat kala itu pula, Bupati Bandung akan memprogramkan pendirian rumah sakit umum daerah (RSUD) di kawasan Pacira (Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali). Tak hanya itu, mendirikan sekolah baru, yaitu SMP dan SMA menjadi program prioritas untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat luas. “Kita akan menambah sekolah baru SMPN dan SMAN,” katanya.
Editor: Maji