Bupati Bandung Dadang Supriatna melaunching BEDAS 96, untuk membentuk relawan bencana di setiap desa di Kabupaten Bandung. Pembentukan relawan itu, kata dia, dalam rangka membantu pemerintah sebagai upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
DARA – Hal itu diungkapkan bupati di sela acara pembukaan Pelatihan Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Pengukuhan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di Desa Ciluluk Kecamatan Cikancung, Selasa (15/6/2021).
“Ini upaya mengurangi risiko bencana di 270 desa dan 10 kelurahan yang tersebar di 31 kecamatan. Pesertanya perwakilan dari masing-masing desa, sehingga nanti setiap desa memiliki SDM yang berkompeten melakukan mitigasi bencana,” ujar Bupati Dadang Supriatna.
Mitigasi, tuturnya, dilihat dari segi kerawanan. Di mana masing-masing daerah memiliki titik rawan bencana. Wilayah rawan bencana, menjadi salah satu prioritas yang akan dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan juga program-program Pemkab Bandung ke depan.
“Salah satu contoh di Kutawaringin. Ada salah satu kawasan yang mengalami gempa tektonik, di mana sampai saat ini belum dilakukan pemindahan. Di sini pemerintah harus hadir, jangan sampai setelah terjadi baru hadir. Kemudian di Kertasari, masyarakat harus mendapat pemahaman dan edukasi supaya terhindar dari banjir bandang. Salah satunya melalui penanaman pohon keras di lahan kritis,” tutur pria yang akrab disapa Kang DS itu.
Menurut Kang DS, seharusnya masyarakat secepatnya dibebaskan dari area rawan bencana dan membahayakan. Setelah mendapat pelatihan, para relawan ini nantinya akan menyampaikan hasil mitigasi kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Selanjutnya BPBD akan berkoordinasi dengan beberapa perangkat daerah terkait.
“Jadi masalah bencana ini bukan hanya kewenangan BPBD. Dengan dasar informasi atau input dari relawan yang tersebar di Kabupaten Bandung, Pak Kalak (Kepala Pelaksana) BPBD nanti menyampaikan kepada saya, langsung saya instruksikan kepada dinas terkait,” imbuh Kang DS.
Kejadian tanggul jebol di Sungai Cisunggalah Solokanjeruk, tidak akan terjadi jika ditanggulangi sejak dini. Caranya dengan memberikan informasi yang benar dan akurat, di mana menurutnya itulah salah satu fungsi dari relawan yang akan mendapat pelatihan itu.
Kalak BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara menjelaskan, dalam launching BEDAS 96 itu dilakukan pembentukan Destana, Pengukuhan FPRB dan serangkaian pelatihan.
“Hari ini kita pembukaan, selanjutnya pembinaan dan pelatihan yang dilaksanakan di Desa Panenjoan Cicalengka, berlanjut nanti Desa Citaman Nagreg dan Desa Nanjungmekar Rancaekek. Untuk pembentukan Destana dilaksanakan selama 3 hari pelatihan dan 1 hari simulasi, kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan FPRB di tingkat desa,” ucap Kalak BPBD didampingi Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Hendra Hidayat.
Selain itu, lanjut Akhmad Djohara, juga dilakukan sekolah sungai selama 3 hari, yang mana 1 hari diisi dengan kegiatan susur sungai. Di sekolah sungai, pihaknya membentuk fasilitator yang sudah dilatih untuk menjadi ahli mitigasi.
“Artinya dia bisa memanfaatkan ilmu yang didapat untuk melakukan analisa, seberapa besar tingkat potensi bencana yang ada di wilayah. Kemudian mereka nanti akan membuat peta partisipatif dan kajian risiko. Kajian inilah nanti yang akan dijadikan rekomendasi pemerintah, untuk mengeluarkan sebuah kebijakan dalam program selanjutnya,” pungkas Akhmad Djohara.***
Editor: denkur