Kerjasama dengan luar negeri terkait kepariwisataan, sejauh ini masih disounding. Untuk pariwisata harus menguatkan dulu budaya lokalnya.
DARA | BANDUNG — Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, meresmikan Tourism Information Center (TIC), atau Pusat Informasi Pariwisata (PIP), sekaligus meluncurkan Calendar of Event (CoE) melalui aplikasi Bandreg (Bandung Regency).
Di dalam TIC terdapat berbagai layanan terkait kepariwisataan. “TIC ini kami dirikan untuk memudahkan wisatawan dalam maupun luar negri untuk menggali informasi terkait kepariwisataan di Kabupaten Bandung,” kata bupati di sela-sela peresmian TIC dan Launching CoE, di Gedong Budaya Sabilulungan, Soreang, menjelang akhir pekan lalu.
Kepariwisataan, menurut bupati, bersifat multi dimensi. Namun sejauh ini daya tarik Kabupaten Bandung masih terfokus pada wisata alamnya.
“Untuk semakin banyak menjaring pengunjung, kita harus lebih profesional dalam menyempurnakan sajian pariwisatanya. Selain maha taman, kita juga memiliki kekayaan budaya, fashion dan kuliner. Kita harus terus belajar dari daerah yang dunia pariwisatanya sudah maju seperti Provinsi Bali,” ujar Dadang Naser.
Ia ingin, ke depan sajian budaya siliwangi berupa pergelaran seni dapat dihadirkan secara rutin. Sehingga, wisatawan akan semakin tertarik untuk berkunjung.
“Di TIC ini juga, para pelaku pariwisata bisa belajar bagaimana membranding sebuah kegiatan atau event. Makanya kita juga dukung dengan peluncuran Calendar of Event, yang menampilkan rangkaian kegiatan sepanjang tahun. Jadi pengunjung bisa tahu kapan ada event tertentu di Kabupaten Bandung. Selain itu juga tentunya manajemen pemasaran harus terus kita kuatkan,” ujar Kang DN, sapaan akrabnya.
Kerjasama dengan luar negeri terkait kepariwisataan, sejauh ini masih disounding pihaknya. “Untuk pariwisata harus kita kuatkan dulu budaya lokalnya, baru nanti bagaimana budaya asingnya,” ucap Kang DN.
Namun selama ini kerjasama dengan luar negeri, terutama Korea Selatan dan Jepang, telah terjalin dalam bidang lain, di antaranya ketenagakerjaan, pendidikan, ekonomi dan pertanian.
“Ke depan di TIC ini akan ada pelatihan bahasa dan budaya Korea. Tujuannya untuk mempersiapkan mereka yang berminat kerja sambil kuliah di sana. Dan untuk memudahkan juga, kita sudah punya pusat layanan terpadu keimigrasian di daerah Taman Kopo bekas kantor KPU (Komisi Pemilihan Umum),” ujar Kang DN.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung, H. Agus Firman Zaini, menyebutkan, target kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2020 mendatang mencapai 3 juta orang.
“Di 2019 ini dari target 2,6 juta, hingga bulan November telah tercapai sekitar 2,4 juta kunjungan wisnus. Kami optimis target akan tercapai bahkan terlampaui, mengingat adanya peningkatan kunjungan di setiap penghujung tahun,” kata Kepala Disparbud.
Capaian sampai bulan November tersebut, kata Agus Firman, sudah jauh meningkat dibandingkan tahun 2018 yaitu sebanyak 1,7 juta jiwa. Hal itu tidak terlepas dari dukungan pembangunan infrastruktur, salah satunya jalan tol Soreang-Pasirkoja (Soroja).
Sementara untuk wisatawan mancanagara (wisman) pada 2019, hingga November 2019 mencapai sekitar 17 ribu orang yang didominasi wisman asal Asia. “Pada 2020 ini, kami mendorong peningkatan kunjungab wisman dari Timur Tengah, melalui destinasi wisata halal. Finansial mereka sangat kuat, sehingga diharapkan akan memberikan multi efek bagi daya beli masyarakat Kabupaten Bandung,” kata Agus Firman.
Dengan peluncuran CoE, Agus optimis dalam pencapaian target kunjungan wisatawan di tahun 2020. “CoE merupakan rangkaian kegiatan Disparbud sepanjang 2020, ditambah juga event yang diselenggarakan Perangkat Daerah lainnya,” ujarnya.
Lebih jauh Agus menerangkan,pada 2020 ada lebih dari 20 event yang akan diselenggarakan, antara lain Halo Bandung-Netherland Festival, Pasanggiri Pencak Silat, Sabilulumpat, Festival Sipatahunan, Kawah Putih Jazz Festival, Festival Curug Cinulang, Jelajah Kopi, Karnaval Kemerdekaan, Lake to Lake Fun Bike dan Hijrah Fest.
“Untuk memudahkan pengunjung dalam mengakses CoE, kami berkolaborasi dengan Diskominfo (Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistika), dengan membuat aplikasi digital CoE yaitu Bandreg. Masyarakat dapat mengunduhnya di internet,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan