Pemkab Cirebon membentuk Tim Koordinasi Kesehatan Jiwa Masyarakat dan membuat sistem Informasi Terpadu Kesehatan Jiwa (SIMADU lan SEJIWA).
DARA | Tim itu sudah dilantik Bupati Cirebon, Imron MAg, Kamis kemarin.
Bupati juga melaunching Sistem Informasi Terpadu Kesehatan Jiwa (SIMADU lan SEJIWA), yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu pusat data penanganan gangguan jiwa di Kabupaten Cirebon.
Bupati mengatakan, masalah ganggaun jiwa harus mendapatkan penanganan yang serius dan segera. Jika tidak maka kondisinya akan lebih parah. Adanya tim koordinasi kesehatan jiwa masyarakat ini untuk menangani warga yang mengalami gangguan kejiwaan.
Menurut bupati angka gangguan jiwa di Kabupaten Cirebon cukup tinggi, sehingga hal tersebut perlu dilakukan antisipasi dan penanganan yang serius.
“Sebanyak 2.488 orang gangguan jiwa di Kabupaten Cirebon pada rentang waktu Trimester 3 tahun 2023 ini. Jumlah tersebut sangat memungkinkan bertambah dengan banyaknya penderita gangguan jiwa yang belum mengakses pelayanan kesehatan. Saya berharap bisa terdata dengan baik dan ditangani segera,” tutur bupati, Kamis (3/11/2023).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr Hj Neneng Hasanah, MM mengatakan, Pemerintah Kabupaten Cirbeon sudah menyiapkan layanan untuk gangguan kejiwaan mulai dari tingkat Puskesmas.
Menurut Neneng, 60 Puskesmas bisa digunakan sebagai pusat Skoring Deteksi Dini Masalah Emosi dan Perilaku dg menggunakan kuisioner kekuatan dan kelemahan (SDQ) yg dpt di lakukan pd usia 4-11 th., SDQ Usia 11-18 th, Instrumen SRQ 20 dan Assist V3.1
Neneng berharap, warga yang keluarganya memiliki gangguan mental emosional dan ditemukan gangguan kejiwaan untuk segera diperiksakan di pelayanan kesehatan terdekat untuk mengantisipasi terjadinya ganggaun jiwa berat.
“Sedangkan untuk rawat inap, hanya ada di RS Arjawinangun, Waled, Mitra Plumbon dan Sumber Waras,” kata Neneng.
Kata Neneng untuk menekan angka gangguan jiwa di Kabupaten Cirebon akan dilakukan edukasi kepada masyarakat agar segera memeriksakan kepada layanan kesehatan terdekat jika menemukan tanda gangguan kejiwaan.
Selain itu, juga akan melakukan skrining pada usia produktif, sebagai upaya pendeteksian untuk mencegah gangguan jiwa yang diderita menjadi lebih berat.
“Kami berharap bisa melayani semuanya. Ketika ada yang mengalami gangguan kejiwaan langsung kita tangani,” kata Neneng.
Editor: denkur