Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin (berrompi oranye-biru), meninjau dan berdialog dengan warga terdampak bencana tanah bergerak di Kampung Sawahjoho, Desa Singajaya, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut, Sabtu (5/4/2025)(foto:Andre/dara.co.id)
DARA|Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, meninjau langsung lokasi bencana tanah bergerak yang terjadi di Kampung Sawahjoho, Desa Singajaya, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut. Dalam kunjungannya yang dilakukan pada Sabtu (5/4/2025) tersebut, Syakur menyampaikan bahwa gejala pergerakan tanah sudah terdeteksi sejak 27 Juni 2024, namun belum bersifat masif.
“Tadi kami kesini melihat langsung, disampaikan bahwa ada pergerakan tanah. Kami juga ingin mengetahui penyebabnya, karena kami percaya bahwa segala sesuatu pasti ada penyebabnya,” ujarnya.
Melihat kondisi di lapangan, Syakur menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut akan segera menetapkan status tanggap darurat guna mempercepat penanganan bencana, termasuk pendirian dapur umum dan penyaluran bantuan yang lebih intensif bagi warga terdampak.
“Yang pasti bahwa kita akan segera menyatakan tanggap darurat sehingga kita bisa membangun dapur umum, karena disini terlihat ini masyarakat sini kasihan, dari seminggu mereka tidak berani pulang ke tempatnya karena khawatir tiba-tiba ada pergerakan tanah lagi,” ucapnya.
Syakur mengaku jika dirinya sudah menginstruksikan Camat Singajaya dan Kepala Desa Singajaya untuk segera mencari lokasi relokasi yang aman, tidak terlalu jauh dari pemukiman warga, dan memiliki biaya infrastruktur yang terjangkau.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang, bersabar, dan meningkatkan kewaspadaan, serta memohon doa agar situasi segera membaik. Pemerintah Kabupaten Garut telah memberikan bantuan sementara dan akan terus berupaya memberikan bantuan yang lebih maksimal setelah status tanggap darurat ditetapkan.
“Saya meminta ke depan, juga tetap masyarakat untuk lebih aware di lingkungannya, terutama tentang menjaga lingkungan supaya hijau, tetap lestari,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefuloh, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan asesmen dan pelaporan terkait kondisi di lokasi bencana.
“Kami sudah melakukan asesmen dan mencatat bahwa ini memang bencana. Data sementara telah dilaporkan dan akan diverifikasi oleh dinas teknis, termasuk kondisi jalan,” ucap Aah.
Data sementara mencatat, sebanyak 18 kepala keluarga (KK) terdampak langsung oleh pergerakan tanah, sementara 29 KK lainnya berada dalam zona terancam. Total masyarakat yang terdampak dan terancam mencapai 47 KK.