Seluruh obyek wisata yang berada di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, diminta untuk menutup aktivitas kunjungan setidaknya selama dua pekan. Hal tersebut sebagai langkah mengantisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19).
DARA | BANDUNG – Saat ini tercatat ada 36 orang Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 1 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di KBB. Untuk mencegah bertambahnya paparan virus ini, Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna, meminta agar aktivitas wisata dihentikan sementara.
“Saya meminta obyek wisata tutup dulu mulai hari ini. memang ada resiko kerugian, tetapi ini langkah yang tepat sebelum kondisi membaik,” kata Umbara saat ditemui di Komplek Perkantoran Pemkab Bandung Barat, Ngamprah, Kamis (19/3/2020).
Menurut Umbara, penutupan akan berdampak pada pendapatan pengelola 33 obyek wisata besar khususnya di kawasan Lembang. Bupati juga berharap pengelola tetap membayar gaji karyawan meski mereka dirumahkan.
“Tentu ini bagian dari resiko pengelola, tapi saya tahu selama ini mereka juga sudah dapat untung. Wajar lah dengan kondisi luar biasa ini pengelola merugi, karyawan juga harus tetap digaji. Namun kami berharap semua cepat membaik dan pada liburan lebaran kunjungan kembali normal dan pengusaha wisata kembali untung,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Sri Dustirawati menambahkan, dirinya akan segera menindak lanjuti arahan Bupati dengan menyiapkan surat edaran.
Kemarin, kata Sri, tercatat ada 33 obyek wisata besar yang masih beroperasi, meski angka kunjungan turun hingga 30 persen pengelola masih tetap membuka kunjungan.
“Kemarin sih belum tutup, setelah surat edaran disebar, hari ini sudah mulai tutup. Disamping itu sebelum ada arahan pak Bupati, beberapa obyek wisata seperti Farmhouse, The Great Asia Africa, Floating Market dan Grafika Cikole sudah berinisiatif menutup,” terang Sri.
Penutupan ini, lanjut dia, diprediksi akan diterapkan dalam 14 hari ke depan sesuai batas awal. Hal itu didasari pada kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat.
“Beberapa obyek wisata memang ada yang mengeluh kalau ditutup, karena mereka punya karyawan yang gajinya tetap harus dibayar. Tetapi, kami coba komunikasikan agar mereka juga faham potensi ancaman kalau terus dibuka,” jelasnya.***
Editor: Maji