DARA | BOGOR – Siswa kurang mampu di Kota Bogor mendapat prioritas pelayanan bus sekolah gratis. Operasional bus bekolah tersebut telah diresmikan Wali Kota Bogor, Bima Arya, Jumat (25/1/2019).
Tahp pertama Dinas Pendidikan bersama Dinas Perhubungan Kota Bogor menyediakan dua unit bus. Prioritas angkut, siswa kurang mampu pemegang kartu khusus yang disediakan oleh Disdik melalui sekolah.
Rute perdana yang dilintasi bus sekolah antara lain Jalan Raya Semplak, Jalan Semeru, Jalan Merdeka, Jalan Gunung Batu, Bubulak, Jalan Cifor, dan berakhir di SMP Negeri 14 Kota Bogor. “Saya minta dari awal kepada Disdik dan Dishub untuk mengkomunikasikan dengan semua pihak supaya pelaksanaannya efektif, baik dengan organda maupun rekan-rekan transportasi lainnya, supaya tidak menimbulkan persoalan,” kata Bima seusai menjajal rute perdana yang berakhir di SMPN 14 Bogor itu.
Ia berharap target peluncuran bus sekolah tersebut, selain bisa mengurangi kemacetan pada jam sekolah, juga meringankan beban transportasi siswa kurang mampu. Dari sekitar 400 SMP dan SMA/SMK yang ada di Kota Bogor, baru 300 kartu bus sekolah yang dibagikan kepada siswa prioritas.
Kartu tersebut merupakan akses naik bus sekolah gratis. “Nanti jumlah penerima kartu akan naik bertahap seiring dengan penambahan jumlah bus. Mudah-mudahan berjalan lancar. Kita evaluasi terus,” ujarnya.
Ia meminta dinas terkait memastikan program bus sekolah berjalan dengan baik dan lancar kedepannya. “Mungkin seminggu pertama harus ada pendampingan khusus, seperti tadi masih ada siswa yang terlewat, ada beberapa yang belum pakai kartu.”
Bima menegaskan, siswa yang belum miliki kartu bus sekolah tidak boleh naik. “Karena ini janji kita juga kepada Organda dan rekan-rekan transportasi lainnya supaya betul-betul jelas yang naik tidak bisa sembarang orang,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 14 Kota Bogor, Ajat Sudrajat, mengapresiasi langkah dari Pemkot Bogor dengan meluncurkan bus sekolah. Pihaknya telah menerima empat kartu dari Dinas Pendidikan dan sudah berikan kepada siswa kurang mampu berdasarkan skala prioritas pengguna bus sekolah.
“Semoga ke depannya, bisa lebih banyak lagi kartu yang dibagikan karena mayoritas yang sekolah di sini merupakan siswa dari keluarga kurang mampu,” katanya.***