P2KD tidak punya agenda debat terbuka terbuka bagi paran calon kepala desa yang akan bersaing dalam Pilkades Serentak 2019. Sikap tersebut dusesalkan oleh calkades.
DARA | BANDUNG – Seorang calon kepala desa (calkades) menyesalkan Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD) Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang menghapus kampanye dialogis, dalam rangkaian Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak Oktober 2019.
Penyesalan itu disampaikan calon kepala desa (calkades) Margahayu Selatan, Ahmad Sjamsuridjal. Menurut dia, kampanye dialogis merupakan momen bagus untuk masyarakat yang ingin tahu wawasan calkades dan kepiawaian calkades menjawab pertanyaan rival.
Menanggapi hal tersebut, Ketua P2KD Margahayu Selatan, Asep Shofana, menjelaskan, sejak Daftar Pemilih Tetap (DPT) ditetapkan, pada 17 September 2019, sesuai tahapan, pihaknya telah menetapkan jadwal kampanye bagi para calkades pada 20,21, dan 22 Oktober 2019. Ia mempersilakan setiap calkades untuk menyampaikan visi misi kepada masyarakat.
Tapi, lanjut dia, tidak memberi waktu kepada masyarakat untuk bertanya atau monologis. “Tapi jika mau ada tanya jawab dengan masyarakat itu namanya dialogis, silahkan juga. Mungkin yang dimaksud salah satu calkades itu adalah debat dengan para calon kades. Kalau itu memang tidak difasilitasi panitia,”kata Asep, Jumat (27/9/2019).
Asep sempat berbicara saat menyampaikan sambutan dalam penetapan DPT tempo hari, bahwa panitia tidak punya program untuk mengadakan debat terbuka dan mendapat persetujuan dari panwas dan para calon. Panitia tidak memiliki kapabilitas untuk menghadirkan nara sumber independen. “Jika saya misalkan mengadakan debat terbuka, menunjuk perguruan tinggi anu sebagai panelis atau nara sumber, apakah bisa disebut independen juga oleh salah satu calkades. Belum tentu kan?” ujarnya.
Menurut dia, lebih baik memanfaatkan kampanye menyampaikan visi misi kepada masyarakat agar masyarakat tahu calon yang akan dipilihnya. “Jangan sampai seperti membeli kucing dalam karung,” katanya.***
Wartawan: Sopandi | Editor: Ayi Kusmawan