Perang sedang berlangsung. Rusia menggempur Ukraina. Para pemimpin sejumlah negara bereaksi. Kekhawatiran pun muncul, perang ini meluas dan menjadi perang dunia ke tiga.
DARA – Sejumlah pemimpin negara menyerukan Rusia mengakhiri invasinya ke Ukraina. Presiden Indonesia Joko Widodo pun meminta perang itu diakhiri karena akan mengorbankan banyak jiwa dan membahayakan dunia.
Sementara itu sejumlah media nasional terus mengupdate situasi terkini di medan tempur, Ukraina. Terbaru dikabarkan ibu kota Ukraina yaitu Kota Kyiv sudah dimasuki tentara Rusia. Baku tembak pun tak terhindarkan. Perang sengit terjadi sejak kemarin.
Suara ledakan disana sini terdengar cukup keras. Bahkan, Sabtu dini hari tadi suara ledakan itu terdengar di barat dan selatan kota itu.
Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan sebanyak 1.000 anggota militer tewas dalam serangan invasi Rusia sejak Jumat (25/2/2022) waktu setempat. Ukraina mengklaim korban meninggal pihak lawan tak sebanyak dari pihaknya.
“Rusia tidak menderita begitu banyak korban selama pertempuran di salah satu konflik bersenjatanya sejak awal,” kata kementerian itu seperti dikutip dara.co.id dari CNNIndonesia melansir Reuters, Sabtu (26/2/2022).
Sebelumnya, berdasarkan laporan yang diterima Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hingga Kamis (24/2/2022) malam, setidaknya 137 warga Ukraina baik anggota militer maupun warga sipil yang tewas karena serangan rudal Rusia. Sementara itu 316 orang lainnya terluka.
Rusia benar-benar menyerbu Ukraina sejak Kamis dini hari. Bom dan rudal Rusia menghujani beberapa bagian Ukraina. Penduduk ibu kota berlindung di ruang bawah tanah, garasi parkir, dan metro bawah tanah kota. Suara sirine pun meraung setiap waktu, seiring dentuman suara bom.
Perang dunia ketiga
Sementara itu, menurut Pengamat Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Siti Rokhmawati Susanto, perang antara Rusia dan Ukraina bakal memiliki dampak bagi dunia, termasuk Indonesia. Banyak pihak mengkhawatirkan tensi antara kedua negara kian panas, bahkan berpotensi memunculkan perang dunia ketiga.
Irma menilai, dampak yang paling nyata dari perang ini adalah pada sektor ekspor-impor.
“Sektor ekonomi ekspor-impor yang melibatkan relasi Indonesia dengan Rusia terdampak, tapi sebenarnya dalam konteks ini kita enggak butuh terlalu banyak sinergi Rusia baik itu gas alam maupun minyak bumi,” ujarnya, seperti dikutip dara.co.id dari Liputan6.com.
Berbeda dengan yang dialami negara-negara di Eropa, lanjut Irma, kebanyakan dari mereka masih banyak yang bergantung kepada Rusia. Inilah yang membuat Rusia semakin percaya diri untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina.
“Untuk sesuatu yang menyulitkan Indonesia tidak banyak terdampak, kecuali mungkin relasi ekspor kita ke Rusia yang sedikit banyak akan berkurang,” ujar Irma.
Irma juga mengatakan, kemungkinan perang Rusia-Ukraina ini tidak akan berlangsung lama. “Ini cuma bluffing-nya Rusia saja, dia memang enggak takut sekaligus psychological war dalam konteks yang lebih tinggi, cuma gertak-gertakan dalam status yang lebih tinggi,” kata Irma.
Editor: denkur | Sumber: dari berbagai sumber