Catatan Diskusi “Otoritarianisme dan Kebebasan dalam Pembangunan di Negara-Negara Muslim”

Selasa, 24 Desember 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Negara otoriter cenderung terlihat kuat dari luar namun rapuh di dalam.

DARA | Edisi ke-34 Kajian Etika dan Peradaban, diskusi bertajuk “Otoritarianisme dan Kebebasan dalam Pembangunan di Negara-Negara Muslim” menghadirkan akademisi Universitas Paramadina Luthfi Assyaukanie, PhD dan Dr Sunaryo.

Berlangsung di Hotel Ambhara, Senin kemarin.

Luthfi Assyaukanie mengangkat pandangan menarik terkait kebangkitan China sebagai alternatif peradaban Barat. Menurutnya, meskipun China merupakan peradaban tua dengan sistem pemerintahan yang terorganisir, keberlanjutan model otoritarianismenya tetap menjadi perdebatan.

Mengutip John Mearsheimer, Luthfi menekankan bahwa negara otoriter cenderung terlihat kuat dari luar namun rapuh di dalam.

Ia juga mengapresiasi pandangan ekonom Keyu Jin, yang memahami dinamika peradaban Timur dan Barat.

Keyu Jin, yang memiliki latar belakang unik sebagai anak seorang mantan Perdana Menteri China dan tokoh Partai Komunis China, membawa perspektif segar dalam menilai perang dagang dan kebangkitan China.

Dalam diskusi tersebut, Luthfi juga menyoroti pentingnya keterbukaan ekonomi bagi negara-negara Muslim untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Ia mencontohkan strategi pembangunan nasional seperti Vision 2030 Arab Saudi, Indonesia Emas 2045, dan Continental 2071 Uni Emirat Arab sebagai bukti bahwa visi ekonomi yang terarah dapat mendorong kemajuan.

Dr Sunaryo mengangkat pandangan filosofis dari Amartya Sen dan Soedjatmoko, yang menekankan pentingnya kebebasan sebagai inti dari pembangunan. Dalam karyanya Development as Freedom (1999), Amartya Sen mengartikan pembangunan sebagai perluasan kapabilitas individu untuk menjalani hidup yang bernilai.

Sementara itu, Soedjatmoko dalam Development and Freedom (1984) menekankan pentingnya pembangunan yang demokratis dan mendukung kebebasan masyarakat.

Sunaryo menegaskan bahwa partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan menjadi krusial. Pendidikan, menurutnya, adalah kunci untuk memanusiakan manusia, mengembangkan kapasitas penalaran, dan menciptakan arah pembangunan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Ia juga menggarisbawahi perlunya sinergi antara negara dan masyarakat sipil dalam menentukan arah pembangunan yang menghormati keragaman nilai, serta menghindari jebakan budaya yang mendehumanisasi seperti feodalisme.***

Editor: denkur | Sumber: Rilis

Berita Terkait

Tanggapi Ditetapkannya Hasto Kristiyanto sebagai Tersangka, Berikut Pernyataan Lengkap Pihak PDIP
KPK Tetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai Tersangka
Mengenang Jasa Harmoko, Menkomdigi Meutya Hafid Berikan Penghargaan Khusus kepada Ibu Sri Romadhiyati
Grab dan OVO Komit Memberantas Judi Online
15 Objek Vital Nasional, Menerima Sertifikat Audit Sistem Manajemen Pengamanan Obvitnas dan Obter Tahun 2024
Tips Aman Liburan Tahun Baru, Diantaranya Pantau Cuaca Ekstrem
Hari Pertama Operasi Lilin, 54 Kecelakaan yang Menewaskan 10 Orang
Presiden Prabowo Serukan Persatuan Negara Muslim
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 25 Desember 2024 - 11:01 WIB

Tanggapi Ditetapkannya Hasto Kristiyanto sebagai Tersangka, Berikut Pernyataan Lengkap Pihak PDIP

Selasa, 24 Desember 2024 - 18:05 WIB

KPK Tetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai Tersangka

Selasa, 24 Desember 2024 - 13:49 WIB

Mengenang Jasa Harmoko, Menkomdigi Meutya Hafid Berikan Penghargaan Khusus kepada Ibu Sri Romadhiyati

Selasa, 24 Desember 2024 - 13:38 WIB

Grab dan OVO Komit Memberantas Judi Online

Selasa, 24 Desember 2024 - 10:50 WIB

Catatan Diskusi “Otoritarianisme dan Kebebasan dalam Pembangunan di Negara-Negara Muslim”

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Ini Makna Pemuda Pelopor Desa yang Dilaunching di Sukabumi

Selasa, 24 Des 2024 - 21:36 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Bupati Sukabumi: Proses Penanganan Bencana Sudah Maksimal

Selasa, 24 Des 2024 - 21:20 WIB