DARA | JAKARTA – Jakarta genting, ricuh dan rusuh. Tapi, kini hari ini, Kamis (23/5/2019) mereda, aman terkendali. Namun, pihak keamanan masih tetap berjaga-jaga di lokasi. Beriringan dengan petugas kebersihan yang tak pernah lelah membersihan sampah yang berserakan di sejumlah ruas jalan.
Kericuhan tak hanya di depan Gedung Bawaslu, Jl.MH Thamrin, tapi juga bergolak di Jalan Tanah Abang dan Petamburan. Itu terjadi saat massa tak mau membubarkan diri. Padahal, polisi sudah memberi toleransi waktu sam,apai selesai tarawih. Namun, hingga batas waktu telah habis, massa tetap tak mau pulang. Hingga akhirnya polisi menembakkan gas air mata untuk menghalow massa. Namun, massa bukannya bubar tapi malah makin beringas. Mereka melemparkan batu dan benda apa saja yang ada di sana.
Kericuhan itu terjadi dari tanggal 21 Mei malam. Bahkan, hingga pagi belum juga mereda. Lalu, di tanggal 22 Mei, kericuhan kembali terjadi. Namun, bisa diredakan. Hanya saja, ketika malamnya kericuhan kembali pecah tak terkendali.
Akibat tragedi itu, enam orang dari pihak massa dinyatakan meninggal dunia. Dikabarkan ada yang tertembak dengan peluru senjata api. Namun, pihak kepolisian menyanggah, bahwa itu bukan peluru pihak keamanan. sebab, Brimob dan unsur lainnya hanya dibekali peluru hampa dan senjata gas air mata. Patut diselelidiki darimana peluru senjata api itu muncul.
Selain , enam meninggal, polisi mengakap 300 massa yang diduga sebagai provokator. Hingga kini kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, Kamis (23/5/2019) mereka masih diperiksa dan dipilah-pilah, siapa pelaku di lapangan kemudian siapa korlap dan aktor intelektualnya.
Sementara itu, barang bukti yang disita polisi adalah kendaraan, uang dalam pecahan rupiah dan dolar, senjata tajam, molotov, alat komunikasi, kamera hingga petasan berbagai ukuran.
Seperti diketahui kerusuhan terjadi sejak 21 hingga 22 Mei 2019 di depan Gedung Bawaslu, Tanah Abang dan Petamburan. Kerusuhan terjadi dalam aksi demo pasca KPU mengumumkan rekapitulasi hasil Pilpres 2019.
Pihak kepolisian memastikan ada dua kelompok massa yang berbeda dalam aksi demo itu. Masih diselidiki, yang jelas katanya satu kelompok massa ditengarai adalah massa bayaran dengan tujuan memang diseting untuk membuat kerusuhan. Entahlah.
Banyak hal yang perlu diungkap dari tragedi 22 Mei 2019 itu. Kita tunggu perkembangannya.***
Editor: denkur